ANCAMAN
PERGAULAN BEBAS BAGI BANGSA
Pergaulan
adalah suatu interaksi antara individu dengan
individu lain. Sedangkan Bebas disini adalah bebas melakukan apapun
tanpa memperdulikan norma agama etika ataupun hukum.
Pergaulan
bebas sebenarnya sudah ada sejak jaman dulu terbukti dari bukti-bukti sejarah
jaman nabi luth yang berhubungan dengan sesama jenis, pompey di Italia, bahkan
di jaman menjelang diutusnya Rasullullah SAW dimuka bumi di jazerah arab
betul-betul melakukan pergaulan sebebas-bebasnya. Mereka bebas bergaul dengan
siapapun bahkan wanita-wanita PSK memasang bendera-bendera didepan rumahnya
tanpa rasa malu untuk minta dikunjungi pelanggan. Seorang ibu bisa diwariskan
kepada anak laki-lakinya sehingga ibu dan anak bebas melakukan hubungan
layaknya suami istri. Seorang wanita bebas melayani lebih dari 1 orang
laki-laki sekaligus, begitupun laki-laki boleh meminta pelayanan beberapa orang
wanita sekaligus. Begitu bebasnya
sehingga tidak ada lagi aturan-aturan yang mengatur etika dan tingkah laku
manusia. Sehingga saat itu benar-benar dikatakan zaman jahiliyah.
Namun karena
rahman dan rahimnya Allah SWT kepada manusia maka diutuslah Rasulullah SAW
untuk menyempurnakan Akhlak. Sebagaimana yang dikatakan rasulullah sendiri
“Innama buistuliutamimma makrimal Akhlak”.
Pertanyaannya
sekarang bisakah ? kota Balikpapan
menajdi kota madinatul Iman kalau kita tidak mewaspadi ancaman pergaulan bebas
tersebut. Lebih-lebih lagi pergaulan
bebas dikalangan remaja yaitu umur 13 tahun – 20 tahun
Pergaulan
bebas tersebut muncul dari pertemanan bukan berarti kita tidak boleh
berteman. Namun kalau bisa kita sarankan
kepada anak-anak didik kita untuk selektif dalam memilih teman sebagaimana yang
disabdakan oleh rasullulah SAW.
“
Ketika kita
salah berteman kemudian mendapatkan informasi yang mengarah kepada hal-hal yang
negatif, kemudian ditambah dengan sifat remaja yang ingin coba-coba maka dapat
dipastikan 80% remaja tersebut akan terjerumus dan terseret dalam pergaulan.
Contoh
Merokok : Ketika anak-anak kita berteman dengan orang perokok maka mereka tidak
langsung merokok, paling-paling pegang bungkusnya dulu kemudian tanya, enakah
..., dasar bencong kamu..., anak mami, nggak usah kumpul-kumpul sama kita, akhirnya
dengan ragu-ragu ia ambil sebatang rokok temannya ia pegang, sesekali diciumnya
batang rokok tersebut dan terasa mempesona baunya rokok tersebut, teman lainnya
melihat : sudah sesakli ngerokok kan ngak apa-apa, sudahndak kan mati kalu Cuma
sebatang , kalau anak laki-laki di panasi sama temannya pasti tertantang jiwa
kelaki-lakiannya dan akhirnya iapun melakukannya..., begitu ia tergabung dalam
komunitas yang sama maka iapun akan menjadi
orang yang mengajaknya dan terus memanas-manasi teman-teman yang lain.
Setelah
merokok maka iapun akan mencoba yang lain yaitu minum-minuman keras ia coba
sedikit, ah nggak mabuk , lalu ia tambah
dosisnya tambah dan tambah terus. Dan
akhirnya teler. Dengan teler tersebut ada rasa bangga pada dirinya dihadapan
teman-temannya ini nih.. baru namanya laki-laki.
Dari
seringnya minum-minuman keras ia akan coba lagi dengan obat-obatan terlarang,
Dobel L Nipam, Inex atau sejenisnya dan akhirrnya jika sudah terjerumus
keobat-obatan terlarang maka susah untuk merehabilitasi anak tersebut.
Belum lagi
bias kepada kenakalan yang lain seperti sex bebas, tawuran dan lain.
Sekarang ini
pergaulan bebas menjadi sangat komplek karena didukung oleh :
1. Orang Tua,
2. fasilitas,
3. lingkungan,
4. sekolah
5. Pemerintah.
6. Media
Massa
Mana bentuk
dukungan orang tua terhadap pergaulan bebas :
Sebagaian
besar orang tua tidak pernah mengontrol dengan siapa dia bergaul, tidak pernah
ditanya kenapa pulang malam, kalau pergi kemana, uang jajan diberikan
jor-joran, Tidak pernah ada nasehat,
tidak pernah ada komunikasi dan lain-lain.
Fasilitas
serba lengkap juga menjadi pendukung semakin banyaknya varian (jenis) dari
pergaulan bebas tersebut contohnya : Internet yang sulit untuk
memblokir-situs-situs porno (karena ada ribuan situs porno yang ada di dunia
maya) ditambah lagi komunitas jejaring sosial yang sering mebisikkan kata
esek-esek kenikamatan dunia seperti Facebook, camforg dan yang sejenisnya, VCD
dan DVD forno yang beredar dimana-mana walaupun telah dilakun razia, belum lagi
HP yang menggunakan 3GP pemutar-pemutar
film dan lain-lain fasilitas ini juga turut mendukung dari kompleksnya
pergaulan bebas.
Lingkungan
dimana kita membesarkan anak-anak juga
terkorosi dengan pergaulan bebas dengan komunitas yang ada disekelilingnya,
bahkan lingkunganlah yang membentuk kepribadian anak. Disaat kita menekan anak
kita agar tidak berdua-duaan dengan lawan jenis. Tidak boleh berpacaran, Justru
didepan rumah kita, disamping rumah kita dengan leluasanya anak tetangga kita
berdua-duaan, berpeluk-pelukan, ciuman justru dibiarkan sama orang tuanya, Mau
ditegur ada orang tuanya tidak ditegur menjadi virus masyarakat. Sampai-samapi
ada balita yang sudah merokok, kata-katanya jorok itu semua karena mengikuti
lingkungan. Maka bersyukur ketika bapak dan Ibu telah mendapatkan lingkungan
yang kondusif. Yang belum mendapatkan lingkungan yang kondusif maka harus
merjihad bersungguh-sungguh membina keluarga kita terlebih dahulu lalu
masyarakat sekitarnya.
Sebagai bukti bahwa lingkungan menjadi
pendukung pergaulan bebas adalah data-data Kehamilan tak diinginkan atau KTD di Pulau Dewata
mencapai 500 kasus selama September 2008 hingga September 2009, atau rata-rata
41 kasus dalam satu bulan. Demikian diungkap Kita Sayang Remaja (Kisara) Bali.
Dan rata-rata mereka berumur antara 13 tahun – 20 tahun. Akibatnya ini menjadi
suatu yyang lumrah dan wajar sehingga remaja disana mengadakan deklarasi dan
membuat pernyataan untuk kepada guru dan tokok-tokoh masyarakat untuk tidak
mengintimidasi dan mengucilkan mereka yang mengalami KTD (kehamilan tidak
dinginkan). Kenapa ini terjadi karena lingkungan mereka menciptakan dan
mendukung akan perbuatan pergaulan bebas tersebut sehingga berakibat jika itu
sering dilakukan maka terjadi suatu kewajaran. Naudzubillah.
Hasil penelitian di 12 kota di Indonesia termasuk Denpasar
menunjukkan 10-31% remaja yang belum menikah sudah pernah melakukan hubungan
seksual.Di kota Denpasar dari 633 pelajar Sekolah Menengah Tingkat Atas (SLTA) yang baru duduk di kelas II, 155 orang atau 23,4% mempunyai pengalaman hubungan seksual.
Mereka terdiri atas putra 27% dan putri 18%. Data statistik nasional mengenai penderita HIV/AIDS di Indonesia menunjukkan bahwa sekitar 75% terjangkit hilangnya kekebalan daya tubuh pada usia remaja.
Demikian pula masalah remaja terhadap penyalahgunaan narkoba semakin memprihatinkan.Berdasarkan data penderita HIV/AIDS di Bali hingga Pebruari 2005 tercatat 623 orang, sebagian besar menyerang usia produktif. Penderita tersebut terdiri atas usia 5-14 tahun satu orang, usia 15-19 tahun 21 orang, usia 20-29 tahun 352 orang, usia 30-39 tahun 185 orang, usia 40-49 tahun 52 orang dan 50 tahun ke atas satu orang.
Sekolah yang
sebenarnya merupakan basis untuk mencari ilmu yang bermanfaat justru menjadi tempat untuk sharing atau
tukar informasi tentang bentuk-bentuk kenakalan remaja, baik tentang video
porno, obrolan porno, informasi yang salah tentang obat terlarang dan lain.
Lain.
Di antara hal-hal yang diharamkan
dalam Islam adalah pergaulan bebas yang sedang melanda para remaja saat ini.
Menurut penelitian, antara 6 sampai 20 persen siswa SMA dan mahasiswa di
Ibukota pernah melakukan hubungan seks pra-nikah. Sebanyak 35 persen mahasiswa
kedokteran suatu PTS ''setuju dengan seks pra-nikah.'' Separuh pengunjung
klinik aborsi berusia 15-20 tahun, serta 44,5 persen diantaranya adalah hamil
di luar nikah.
Laporan lebih mengerikan diungkap
oleh Tim Alumni Mahasiswa Islam Universitas Pancasila. Berdasarkan survey
[Februari-Maret 1999] diperoleh informasi bahwa 83,3 persen ABG yang biasa
mangkal di sekitar gerbang SMU 70, depan McDonald's dan Apotik Mahakam
di Kebayoran Baru mengenal aktivitas seks pertama kali saat pacaran, dan 16,6%
saat pesta teman. Dan, lebih dari 86 persen dari pelaku seks ABG berusia di
bawah 17 tahun! (Republika, 25 April 1999).
Hasil
penelitian di 12 kota di Indonesia termasuk Denpasar menunjukkan 10-31% remaja
yang belum menikah sudah pernah melakukan hubungan seksual.
Di kota Denpasar dari 633 pelajar Sekolah Menengah Tingkat Atas (SLTA) yang baru duduk di kelas II, 155 orang atau 23,4% mempunyai pengalaman hubungan seksual.
Mereka terdiri atas putra 27% dan putri 18%. Data statistik nasional mengenai penderita HIV/AIDS di Indonesia menunjukkan bahwa sekitar 75% terjangkit hilangnya kekebalan daya tubuh pada usia remaja.
Pemerintah juga terkadang bermuka dua ;
Di kota Denpasar dari 633 pelajar Sekolah Menengah Tingkat Atas (SLTA) yang baru duduk di kelas II, 155 orang atau 23,4% mempunyai pengalaman hubungan seksual.
Mereka terdiri atas putra 27% dan putri 18%. Data statistik nasional mengenai penderita HIV/AIDS di Indonesia menunjukkan bahwa sekitar 75% terjangkit hilangnya kekebalan daya tubuh pada usia remaja.
Pemerintah juga terkadang bermuka dua ;
Contoh
disatu sisi ingin memberantas sex bebas, pornoisme, tapi disatu sisi pemerintah
takut untuk mengeluarkan undang-undang melarang orang-orang yang berpakaian
baju minim. Dan bahkan melegalkan temapat-tempat maksiat (lokalisasi)
Lalu coba
kita lihat iklan-iklan yang justru menampilkan iklan-iklan porno,
pakaian-pakain yang minim, menampilkan
bodi telanjang mulai dari paha sampai kaki dan lain-lain.
Kita juga
melihat program-program pemerintah yang mensosialisasikan bahaya AIDs/ bahaya
perkawinan dini, aborsi justru yang mensosialisasikan berpakaian minim dengan
baju diatas lutut dada terbuka dengan pendidikan sek yang fulgar menampilkan
bentuk-bentuk kelamin.
Setiap individu
dijamin haknya oleh negara untuk berbuat apa saja sesuai dengan keinginannya,
asal tidak menganggu individu lain. Misalnya, mau teler atau giting berat,
nggak boleh ada yang usil dan ngerecokin selama perbuatan tersebut tidak
menyebabkan orang lain terganggu. Kalau pun ada pengusutan, tapi sayangnya itu
dilakukan dengan setengah hati dan nggak karuan. Menangani kasus narkoba saja
pemerintah kebingungan. Terutama mengungkap siapa The Big One-nya. Udah gitu,
hukuman bagi pengedar dan pengguna ringan. Bahkan bisa diajak ‘salam tempel’.
Nah, dalam kehidupan yang diatur oleh sistem Kapitalisme, hal itu tidak
dilarang. Kenapa? Sekali lagi, karena kebebasan individu ini dijamin sepenuhnya
oleh negara. Coba kamu lihat dalam aturan yang diberlakukan dalam KUHP di
negeri ini—yang sebetulnya ‘nyontek’ dari undang-undang negerinya Edwin Van Der
Saar—nggak bakalan ditemukan larangan berzina atau bergaul bebas antara
laki-laki dengan perempuan. Yang bakal kamu temukan adalah; bila suka sama
suka, maka itu tidak termasuk dalam kasus perzinahan atau perkosaan. Buktinya?
Kamu juga pasti sering dengar soal lokalisasi pelacuran. Benar kan? Ya, soalnya
keberadaan tempat itu nggak dilarang. Malah sengaja dibangun dan dilindungi
dengan hukum. Padahal justru tempat tersebut adalah sarang
kemaksiatan—khususnya pelacuran. Dan, itu sama dengan seks bebas. Berarti dosa
besar. Nah, itu dia. Dengan demikian, remaja ternyata juga sudah diajarkan
nggak benar oleh lingkungannya. Ditambah lagi dengan ‘mental’ remaja pada
umumnya yang masih belum stabil. Yakni, sifat meniru dan coba-cobanya masih
besar ketimbang sikap waspada dan takut dosa. Tambah parah Bo! Ah, gokil juga
memang.
Berarti
dengan demikian, selama ini remaja—sejak bisa melek—udah ‘bercermin’ di cermin
yang retak. ‘Cermin’ kehidupan yang parah. Bisa dipahami dong, sejak kamu bisa
ngomong, kamu bercerita tentang apa yang kamu lihat dalam kehidupan
sehari-hari, lengkap dengan ‘aturan’ yang ada dalam lingkungan kamu. Televisi
sudah mengajarkan hal yang nggak benar. Kehidupan masyarakat dimana kamu berada
pun sudah terbiasa memberikan persoalan dan penyelesaian problem yang tidak
sesuai dengan ajaran Islam. Terus ketika kamu sekolah, di lembaga pendidikan
ini ternyata memberikan pendidikan yang tidak jelas kemana arahnya. Walhasil, kamu
dan kita semua bercermin di cermin yang retak. Nah, cermin yang retak itulah
sistem kehidupan yang mengatur kita selama ini. Maka, bila ingin selamat di
dunia dan akhirat, ‘cermin’ kita nggak boleh retak. Memangnya ada yang nggak
retak? Ada dong sayang. Mana lagi selain Islam. Ya, cuma Islam yang bisa
dijadikan cermin dalam kehidupan kita. Tentu Islam yang diterapkan sebagai
akidah dan syariat.
Media massa
juga tidak sedikit perannya mendukung
semakin kompleksnya pergaulan bebas,
Terutama
berkaitan dengan info-info kekerasan, sex bebas, pemerkosaan, fashion dan
lain-lain.
Secara tidak
langsung media Massa baik cetak maupun elektronik terlibat dalam pembentukan
kepribadaian anak. Sebagai contoh bentuk fashion yang sudah tidak mengenal
etika dan norma agama.
Menggunakan
celana yang melorot dengan cd yang ditampakkan, baju kaus ketas dipotong
lengan, model rambut, tindikan dimata, lidah, bibir telinga dan lain-lain itu
karena semua infotaiment yang beredar luas ditelevisi yang mencontoh
artis-artis yang ingin mencari sensasi.
Sebagai contoh ada pria berumur 17 tahun yang bertuturdisalah satu majalah
fashion ternama bahwa dia telah making
love (ML) berhubungan badan sudah sejak setahun lalu kalau dia lagi pengen maka
dimana sj ia lakukan pernah di sekolah, dijalan didalam mobil lebih-lebih
dirumah sudah tidak terhitung dan itu ia tuturkan dengan tidak ada perasaan
malu dan malah ada perasaan bangga. Dan sebagaian remaja mengatakan jika ia
berhubungan sex dengan pacarnya maka sebenarnya bukan sex bebas tetapi sex yang
penuh komitmen dan tanggung jawab. Melihat gelagatnya, yang begitu berani dan
terang-terangan tentu ini suatu model remaja yang lagi ngetrend dikalangan
remaja. Dan saya yakin Di belakang mereka masih banyak remaja yang melakukan
perbuatan sejenis. Cuma nggak terdata aja. Ibarat fenomena gunung es. Kecil di
permukaan, tapi besar di bawah. Wow, padahal itu baru kelakuan buruk remaja
Jakarta, belum yang di Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Palembang, dan
kota-kota besar lainnya. Bisa dibayangkan tentunya.
Bicara
tentang upaya penyelesaian perilaku seks remaja yang kian menggila ini tak
cukup cuma di seminar, tulisan-tulisan, pesan-pesan moral, dan nasihat belaka
yang sifatnya normatif. Bukan hanya itu, dan memang tidak cukup hanya dengan
itu. Kenapa? Karena kondisi masyarakat yang amburadul ini lebih disebabkan
karena kegagalan sistem kehidupan yang mengaturnya. Khusus masalah perilaku
seks remaja ini, ternyata bila kita telusuri penyebabnya adalah karena dalam
sistem kehidupan Kapitalisme diberlakukan kebebasan bertingkah laku alias
hurriyatusy syakhshiyah.
Setiap
individu dijamin haknya oleh negara untuk berbuat apa saja sesuai dengan
keinginannya, asal tidak menganggu individu lain. Misalnya, mau teler atau
giting berat, nggak boleh ada yang usil dan ngerecokin selama perbuatan
tersebut tidak menyebabkan orang lain terganggu. Kalau pun ada pengusutan, tapi
sayangnya itu dilakukan dengan setengah hati dan nggak karuan. Menangani kasus
narkoba saja pemerintah kebingungan. Terutama mengungkap siapa The Big One-nya.
Udah gitu, hukuman bagi pengedar dan pengguna ringan. Bahkan bisa diajak ‘salam
tempel’. Nah, dalam kehidupan yang diatur oleh sistem Kapitalisme, hal itu
tidak dilarang. Kenapa? Sekali lagi, karena kebebasan individu ini dijamin
sepenuhnya oleh negara. Coba kamu lihat dalam aturan yang diberlakukan dalam
KUHP di negeri ini—yang sebetulnya ‘nyontek’ dari undang-undang negerinya Edwin
Van Der Saar—nggak bakalan ditemukan larangan berzina atau bergaul bebas antara
laki-laki dengan perempuan. Yang bakal kamu temukan adalah; bila suka sama
suka, maka itu tidak termasuk dalam kasus perzinahan atau perkosaan. Buktinya?
Kamu juga pasti sering dengar soal lokalisasi pelacuran. Benar kan? Ya, soalnya
keberadaan tempat itu nggak dilarang. Malah sengaja dibangun dan dilindungi
dengan hukum. Padahal justru tempat tersebut adalah sarang
kemaksiatan—khususnya pelacuran. Dan, itu sama dengan seks bebas. Berarti dosa
besar. Nah, itu dia. Dengan demikian, remaja ternyata juga sudah diajarkan
nggak benar oleh lingkungannya. Ditambah lagi dengan ‘mental’ remaja pada
umumnya yang masih belum stabil. Yakni, sifat meniru dan coba-cobanya masih
besar ketimbang sikap waspada dan takut dosa. Tambah parah Bo! Ah, gokil juga
memang.
Berarti
dengan demikian, selama ini remaja—sejak bisa melek—udah ‘bercermin’ di cermin
yang retak. ‘Cermin’ kehidupan yang parah. Bisa dipahami dong, sejak kamu bisa
ngomong, kamu bercerita tentang apa yang kamu lihat dalam kehidupan
sehari-hari, lengkap dengan ‘aturan’ yang ada dalam lingkungan kamu. Televisi
sudah mengajarkan hal yang nggak benar. Kehidupan masyarakat dimana kamu berada
pun sudah terbiasa memberikan persoalan dan penyelesaian problem yang tidak
sesuai dengan ajaran Islam. Terus ketika kamu sekolah, di lembaga pendidikan ini
ternyata memberikan pendidikan yang tidak jelas kemana arahnya. Walhasil, kamu
dan kita semua bercermin di cermin yang retak. Nah, cermin yang retak itulah
sistem kehidupan yang mengatur kita selama ini. Maka, bila ingin selamat di
dunia dan akhirat, ‘cermin’ kita nggak boleh retak. Memangnya ada yang nggak
retak? Ada dong sayang. Mana lagi selain Islam. Ya, cuma Islam yang bisa
dijadikan cermin dalam kehidupan kita. Tentu Islam yang diterapkan sebagai
akidah dan syariat.
Dikenakan
Sanksi Berat
Ah, ketar-ketir
juga kan? Nah, karena penyelesaiannya tak cukup dengan seruan atau himbauan
saja, maka pelaksanaan sanksi oleh negara perlu ada. Dalam Islam, orang-orang
yang melakukan seks bebas bakal dikenakan sanksi dera (cambuk) atau rajam.
Rasulullah
s.a.w lalu bersabda: “….Demi Zat yang jiwaku berada dalam kekuasaan-Nya,
sesungguhnya aku akan memutuskan hukuman ke atas kamu berpandukan kitab Allah
(al-Quran). Seratus ekor kambing dan hamba perempuan tadi harus dikembalikan
dan anakmu mesti dihukum rotan sebanyak 100 kali cambukan serta diasingkan
selama setahun. Sekarang pergilah kepada isteri orang ini, wahai Unais! Jika
dia mengaku, maka jatuhkanlah hukuman rajam ke atasnya.” Maka Unais pun datang
menemui wanita tersebut dan ternyata dia mengakui atas perbuatannya itu. Maka
sesuai dengan perintah dari Rasulullah s.a.w maka wanita itupun dijatuhkan
hukuman rajam. (HR. Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud)
Jadi bagi
yang masih lajang akan dicambuk, dan bagi yang sudah berkeluarga akan dirajam
sampai mati. Bagaimana kalo kejadiannya kayak sekarang, yakni nggak diterapkan
aturan Islam. Berarti bakal lolos dari hukuman di dunia, dong? Bisa jadi, tapi
ingat saudara-saudara, di akhirat pelakunya nggak bakalan bisa lolos. Pasti
akan ‘menikmati’ adzab Allah yang sangat pedih. Dalam sebagian jalan (riwayat)
hadits Samurah bin Jundab yang disebutkan di dalam Shahih Bukhari, bahwa Nabi
Saw. bersabda: “Semalam aku bermimpi didatangi dua orang. Lalu keduanya
membawaku keluar, maka aku pun pergi bersama mereka, hingga tiba di sebuah
bangunan yang menyerupai tungku api, bagian atas semoit dan bagian bawahnya
luas. DI bawahnya dinyalakan api. Di dalam tungku itu ada orang-orang (yang
terdiri dari) laki-laki dan wanita yang telanjang. Jika api dinyalakan, maka
mereka naik ke atas hingga hampir mereka keluar. Jika api dipadamkan, mereka
kembali masuk ke dalam tungku. Aku bertanya: ‘Siapakah mereka itu?’ Keduanya
menjawab: ‘Mereka adalah orang-orang yang berzina.” Ih, naudzubillahi min
dzalik.
Nah, itulah
hukuman di akhirat nanti yang bakal dijalani oleh para pezina. Jadi, kalo
sekarang ada teman-teman kamu yang merasa aman-aman saja karena nggak dapat
hukuman di dunia—karena nggak diterapkan aturan Islam—siap-siaplah karena Allah
akan memberi adzab yang pedi dan berat. Firman Allah Swt.:
كُلَّمَا
أَرَادُوا أَنْ يَخْرُجُوا مِنْهَا مِنْ غَمٍّ أُعِيدُوا فِيهَا وَذُوقُوا عَذَابَ
الْحَرِيقِ
“Setiap kali
mereka hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka
dikembalikan ke dalamnya. (Kepada mereka dikatakan): “Rasakanlah azab yang
membakar ini”. (QS. al-Hajj [22]: 22)
Baik, inilah
hukuman di dunia dan adzab di akhirat bagi para pelaku zina—seks bebas. Lalu,
bagi yang menjaga diri dari perbuatan tersebut? Allah akan memberikan pahal dan
tempat yang baik di surga.
Abu Hurairah
dan Ibnu Abbas r.a. berkata: “Rasulullah Saw. berkhutbah sebelum wafatnya, yang
di antaranya beliau bersabda: “Barangsiapa mampu bersetubuh dengan wanita atau
gadis secara haram, lalu dia meninggalkannya karena takut kepada Allah, maka
Allah menjaganya pada hari yang penuh ketakutan yang besar (kiamat),
diharamkannya masuk neraka dan memasukkannya ke dalam surga.” (Ibnu Qayyim
al-Jauziyyah, Raudhah al-Muhibbin wa Nuzhah al-Musytaqin).
Ada beberapa
pihak yang harus bekerja sama bantu membantu untuk menghindari ancaman terbesar
bangsa ini ancaman pergaulan bebas yaitu :
Pertama, pihak kaum ulama, untuk
memberikan pendidikan rohani akan bahayanya perbuatan ini di dunia dan akhirat
kelak. Menjelaskan haramnya pergaulan bebas dari segi syar'i. Serta Mengingatkan
akan ancaman Allah dan Rasul-Nya terhadap pelaku pergaulan bebas. Mengingatkan
akan hilangnya cahaya wajah, rejeki yang sempit, umur yang pendek, murka Allah,
dan merosotnya nilai amal. Dengan begitu maka setiap manusia akan gentar untuk
melakukan pergaulan bebas.
Kedua, adalah pihak keluarga.
Sebagai tatanan terkecil dari sebuah masyarakat, keluarga memegang kunci
penting dalam menyelesaikan masalah ini. Orang tua mempunyai peran dalam
mendidik anak-anaknya dengan moral dan agama yang baik. Atau dengan pendidikan
informal lainnya yang tidak bisa diperoleh di bangku sekolah. Pergaulan bebas
lebih cenderung terjadi dalam keluarga yang peran kontrol orang tua terhadap
anaknya kurang. Kontrol orang tua tidak harus dalam bentuk pengawasan secara
ketat terhadap kegiatan anak-anaknya, tetapi bisa dengan memberikan nilai-nilai
agama dan moral yang baik. Ini sudah merupakan alat kontrol yang mujarab dalam
mendidik anak. Banyak kasus pergaulan bebas yang menimpa ABG disebabkan karena
kurang perhatiannya orang tua pada anak-anaknya yang menginjak remaja. Orang
tua terlalu sibuk dengan urusannya sendiri. Sehingga remaja atau ABG mencari
pelampiasan di luar rumah.
Ketiga, adalah pihak pemerintah.
Peran pemerintah sangat besar untuk mengendalikan pergaulan bebas di masyarakat.
Kenikmatan seks yang ditawarkan oleh berbagai media --baik berupa majalah,
tayangan TV, video, film maupun internet-- rupanya telah memicu fantasi-fantasi
seks mereka berkembang pesat. Kehidupan penuh gejolak ikut pula menjerumuskan
kaum muda kepada perilaku seks bebas dan menyimpang! Di sini, pemerintah
memegang kunci pula dalam menyelesaikan permasalahan ini. Kurang efektif
apabila peran kaum ulama dan keluarga yang besar tidak diikuti oleh
program-program pemerintah yang mampu membendung dan menahan kegiatan pergaulan
bebas. Dalam pendidikan formal pun, pemerintah harus memberikan pendidikan
kepada masyarakat yang menjelaskan akan bahaya-bahaya pergaulan bebas serta
mengkonsumsi obat-obat terlarang atau minuman keras dan sebagainya.
Sebenarnya, banyak langkah yang
harus dilakukan untuk mencegah pergaulan bebas dan dorongan ke arah itu.
Langkah-langkah tersebut antara lain :
1. Menjauhi
rangsangan-rangsangan yang merusak pikiran dan hati
Tidak dipungkiri disekitar kita banyak bertebaran rangsangan-rangsangan seperti cerita fiksi, film, lagu, atau iklan yang banyak disisipi kisah-kisah mesum. Ini semua tentu akan membangkitkan angan-angan dan pikiran dan menggundah-gulanakan hati. Apalagi bagi para remaja pada masa puber. Setelah itu setan akan berperan aktif mengobarkan nafsu syahwat. Jika ini terjadi, berikutnya tinggal persoalan kesempatan.
Tidak dipungkiri disekitar kita banyak bertebaran rangsangan-rangsangan seperti cerita fiksi, film, lagu, atau iklan yang banyak disisipi kisah-kisah mesum. Ini semua tentu akan membangkitkan angan-angan dan pikiran dan menggundah-gulanakan hati. Apalagi bagi para remaja pada masa puber. Setelah itu setan akan berperan aktif mengobarkan nafsu syahwat. Jika ini terjadi, berikutnya tinggal persoalan kesempatan.
2. Menghayati ancaman
Alloh dan Rasul Nya
Setelah menjauhi dari rangsangan yang merusak hati, kemudian menghayati ancaman Alloh dan RasulNya. Ancaman Alloh sangatlah keras, diantaranya: hilangnya cahaya wajah, rejeki yang sempit, umur yang pendek, murka Alloh, merosotnya nilai amal pada hari penghitungan dan kekal di neraka. Naudzu billahi mindzalik. Dengan mengetahui ancaman Alloh, diharapkan menjadi gentar untuk terperosok ke dalam bentuk pergaulan bebas yang menjurus pada perzinaan.
Namun harus diakui menghayati ancaman dari Alloh bukan datang begitu saja. Penghayatan semacam itu tak akan muncul tanpa keimanan yang mendalam kepada Alloh dan hari akhir. Jadi diperlukan langkah yang berbarengan untuk meningkatkan hubungan dengan Alloh, memperdalam keimanan pada hari Akhir dan meningkatkan penghayatan pada ancaman Alloh terhadap para pelaku zina.
Setelah menjauhi dari rangsangan yang merusak hati, kemudian menghayati ancaman Alloh dan RasulNya. Ancaman Alloh sangatlah keras, diantaranya: hilangnya cahaya wajah, rejeki yang sempit, umur yang pendek, murka Alloh, merosotnya nilai amal pada hari penghitungan dan kekal di neraka. Naudzu billahi mindzalik. Dengan mengetahui ancaman Alloh, diharapkan menjadi gentar untuk terperosok ke dalam bentuk pergaulan bebas yang menjurus pada perzinaan.
Namun harus diakui menghayati ancaman dari Alloh bukan datang begitu saja. Penghayatan semacam itu tak akan muncul tanpa keimanan yang mendalam kepada Alloh dan hari akhir. Jadi diperlukan langkah yang berbarengan untuk meningkatkan hubungan dengan Alloh, memperdalam keimanan pada hari Akhir dan meningkatkan penghayatan pada ancaman Alloh terhadap para pelaku zina.
3. Menjaga pandangan
Inilah pintu setan berikutnya. Pandangan bisa merupakan awal dari sebuah petaka.
Dalam sebuah hadits Qudsi Alloh berfirman :
"Pandangan merupakan salah satu dari panah iblis...."(H.R.Thabrani dan Hakim)
Inilah pintu setan berikutnya. Pandangan bisa merupakan awal dari sebuah petaka.
Dalam sebuah hadits Qudsi Alloh berfirman :
"Pandangan merupakan salah satu dari panah iblis...."(H.R.Thabrani dan Hakim)
4. Menghindari
ikhtilat dan berkhalwat
Ikhtilat artinya bercampur baur antara pria dan wanita. Sedangkan berkhalwat berati menyepinya sepasang anak manusia di tempat yang tersembunyi. Keduanya merupakan langkah-langkah pasti menuju pergaulan bebas. Apalagi berkhalwat, jika ini dilakukan maka pintu zina telah terbuka lebar. Maka dari itu hendaknya kita memelihara kehormatan dengan menghindari semaksimal mungkin ikhtilat dan menjauhi sama sekali berkhalwat dengan pria yang bukan mahram
Ikhtilat artinya bercampur baur antara pria dan wanita. Sedangkan berkhalwat berati menyepinya sepasang anak manusia di tempat yang tersembunyi. Keduanya merupakan langkah-langkah pasti menuju pergaulan bebas. Apalagi berkhalwat, jika ini dilakukan maka pintu zina telah terbuka lebar. Maka dari itu hendaknya kita memelihara kehormatan dengan menghindari semaksimal mungkin ikhtilat dan menjauhi sama sekali berkhalwat dengan pria yang bukan mahram
5. Memperbanyak puasa
sunnah
Inilah langkah yang mujarab untuk mengendalikan hawa nafsu di tengah maraknya hiburan yang menawarkan adegan mesum. Rasulullah SAW pun bersabda :
"Wahai para pemuda, barangsiapa diantara kamu yang sanggup berumah tangga. maka kawinlah. Perkawinan itu melindungi pandangan mata dan memelihara kehormatan. Tapi, yang tidak sanggup kawin, berpuasalah karena puasa itu merupakan benteng baginya"(H.R.Bukhari-Muslim).
Inilah langkah yang mujarab untuk mengendalikan hawa nafsu di tengah maraknya hiburan yang menawarkan adegan mesum. Rasulullah SAW pun bersabda :
"Wahai para pemuda, barangsiapa diantara kamu yang sanggup berumah tangga. maka kawinlah. Perkawinan itu melindungi pandangan mata dan memelihara kehormatan. Tapi, yang tidak sanggup kawin, berpuasalah karena puasa itu merupakan benteng baginya"(H.R.Bukhari-Muslim).
Itulah beberapa langkah yang perlu
dilakukan untuk menjauhi pergaulan bebas yang menjerumuskan kedalam perzinaan.
Lalu bagaimana bagi mereka yang telah terjerumus ke dalam dunia kenistaan
pergaulan bebas?
Harus disadari bahwa siksa Alloh itu sangat pedih dan tidak ada yang dapat menghapus siksa itu kecuali bertobat dengan sungguh-sungguh kepada Allah SWT.
"Katakanlah Hai hamba-hambaKu yang telah melampaui batas atas diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah SWT. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa seluruhnya. Sesungguhnya Ia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang"(QS.Az-Zumar 53)
Harus disadari bahwa siksa Alloh itu sangat pedih dan tidak ada yang dapat menghapus siksa itu kecuali bertobat dengan sungguh-sungguh kepada Allah SWT.
"Katakanlah Hai hamba-hambaKu yang telah melampaui batas atas diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah SWT. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa seluruhnya. Sesungguhnya Ia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang"(QS.Az-Zumar 53)
Maka langkah selanjutnya yang
sebaiknya dilakukan oleh seseorang yang telah bertobat antara lain :
1. Mengubah gaya hidup, lingkungan pergaulan dan aktivitas waktu luangnya. Kalau selama ini gaya hidupnya tidak islami, penuh dengan kemewahan, seronok dan lingkungan pergaulan yang rusak, aktivitas waktu luang penuh dengan hura-hura, maka semua itu perlu diubah.
2. Benar-benar berusaha hidup di bawah naungan nur Illahi. Mempelajari Islam dengan sungguh-sungguh dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari sesuai kemampuan.
3. Memperbanyak taubat dan beristighfar kepada Alloh SWT.
1. Mengubah gaya hidup, lingkungan pergaulan dan aktivitas waktu luangnya. Kalau selama ini gaya hidupnya tidak islami, penuh dengan kemewahan, seronok dan lingkungan pergaulan yang rusak, aktivitas waktu luang penuh dengan hura-hura, maka semua itu perlu diubah.
2. Benar-benar berusaha hidup di bawah naungan nur Illahi. Mempelajari Islam dengan sungguh-sungguh dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari sesuai kemampuan.
3. Memperbanyak taubat dan beristighfar kepada Alloh SWT.
Wallahu'alam
bishowab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar