Tampilkan postingan dengan label Dunia Pendidikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Dunia Pendidikan. Tampilkan semua postingan

Selasa, 14 Juli 2020

MATERI KURIKULUM SMKN 2 PADA MPLS

Bagi yang ingin mendownload materi MPLS tentang kurikulum silakan klik disini

Selasa, 07 Juli 2020

Belajar Schoology

Yuk kita belajar schoology
      Dalam masa pandemi virus corona 19. Belajar Daring adalah suatu keniscayaan.  Salah satu sistem pembelajaran daring adalah dengan schoology
Schoology adalah situs yang menggabungkan antara jejaring sosial dengan Learning Management System (LMS) yang menyediakan layanan bagi Guru, siswa dan Orang tua
Adapun fitur-fitur yang dimiliki oleh schoology adalah sebagai berikut:
1.      Courses (Kursus)yaitu Fasilitas untuk mendesain Pembelajran pada suatu kelas. Melalui fasilitas Course ini anda bisa menyapa siswa, membuat perangkat Pelajaran, Membuat materi pelajaran, Membuat topik diskusi, Memberikan Tugas untuk sissi pengetahun maupun ketrampilan, dan yang terakhir adalah membuat quiz untuk Penilaian Harian, Penilaian Akhir Semester maupun Akhir Tahun.

2.      Groups (Kelompok) yaitu fasilitas yang bisa anda gunakan untuk bekerjasama dalam pembuatan soal, sehingga soal yang banyak bisa dikerjakan oleh beberapa guru secara bersamaan
3.      Resources (Sumber Belajar) yaitu fasilitas yang ana gunakan untuk menyimpan soal dalam bank soal, maupun sebagai sumber belajar lainnya.

    Schoology dapat diakses oleh siapapun kapanpun, sehingga tidak terbaas pada ruang dan waktu.
Kelebihan Schoology
1.      Tersedianya fasilitas Attandance/absensi, yang digunakan untuk mengecek kehadiran peserta didik, dimana murid bisa ditandai sebagai “hadir”, “izin”, ,”terlambat”, ataupun “tidak masuk”.
2.      Terdapat fasilitas Analityc untuk melihat semua aktivitas peserta didik pada setiap course, assignment, discussion dan aktivitas lain yang kita siapkan untuk peserta didik.
3.      Terdapat fitur analytic, dimana kita bisa melihat di mana saja atau pada aktivitas apa saja seorang peserta didik biasa menghabiskan waktu mereka ketika dia login.
4.      Dapat dilakukan pengaturan/moderasi terhadap user yang ingin gabung pada group/kelas kita, pada status Access Group sebagai Invite Only, Allow Requests ataupun Open.
5.      Guru juga bisa memfilter postingan-postingan peserta didik pada sebuah course sebelum postingan tersebut dipublish. Jadi peserta didik tidak bisa seenaknya update status pada course-nya.
6.      Schoology secara khusus memiliki fasilitas untuk berkirim surat/message dan tidak hanya melalui direct post. Sehingga pada schoology, anda bisa berkirim surat kemanapun melalui fasilitas Messages yang tersedia.
7.      Schoology juga tidak hanya bisa mengupdate status untuk course atau group anda saja, melainkan bisa mengintegrasikan (sharing) postingan anda ke account Facebook atau Twitter anda.
8.      Schoology juga menyediakan fasilitas untuk mengelola nilai (grade) hasil quiz atau aktivitas lain, via
9.      Kita bisa diakses melalui mobile device, dengan menginstall Schoology Apps, yang bisa di download dan gunakan secara gratis.

KEKURANGAN SCHOOLOGY
1.      Guru tidak dapat mengundang siswa melalui email
2.      Konten pada mobile phone kurang lengkap.
3.      Bisa submit berkali-kali sehingga berpengaruh pada pengoreksian pekerjaan oleh Guru nantinya.
4.      Schoology tidak dapat diakses secara offline, jadi harus tersambung ke internet (online).
5.      Kurangnya fasilitas untuk peserta didik, jika dibandingkan dengan fasilitas untuk pengajar.
Untuk memudahkan pemahaman terkait penggunaan Schoology, berikut saya tampilkan sekilas mengenai langkah-langkah penggunaan schoology :
1.      Buka alamat ULR schoology.com sehingga akan muncul tampilan schoology, kemudia klik sign up untuk membuat akun schoology.
2.      Terdapat 3 menu pilihan yaitu instructor (pendidik/guru), student (peserta didik) dan parent (orang tua). Pilih salah satu menu tersebut. Dalam hal ini saya bertindak sebagai guru, jadi klik instructor.
3.      Masukkan data pribadi seperti nama, alamat e-mail dan pasword, kemudian klik register.
4.      Kemudian akan tampil gambar, klik skip this step.
5.      Anda akan dibawa ke tampilan profil schoology. Terdapat 3 fitur schoology yaitu courses, groups dan resources yang dapat digunakan oleh guru.
6.      Untuk membuat course (Kursus), klik menu course kemudian klik create.
7.      Kemudian Isi semua data yang ada di kolom tersebut sesuai dengan kelas yang diajar, diantaranya nama kursus, nama sesi, area/wilayah mata pelajaran dan kelas, kemudian klik create.
8.      Lalu ingat access code dan beritahukan pada siswa kelas yang bersangkutan agar mereka setelah mendaftar di schoology bisa klik course dan klik join dan memasukan access code tersebut.
9.      Untuk  membuat group, klik groups kemudian klik create. Sesuaikan nama group dengan nama Course yang sudah di buat sebelumnya. Beritahukan access code pada siswa kelas yang bersangkutan.

VIDEO PEMBELAJARAN SCHOOLOGY

Untuk Lebih jelas lagi kalian bisa simak Video Pembelajarannya 
https://www.youtube.com/watch?v=dD0zJXsgEAk membuat kelas dengan schoolgy
https://www.youtube.com/watch?v=iLCka8z8Y3g Video ini tentang membuat soal dengan memanfaatkan group. Sehingga kita tidak terlalu capek untuk membuatnya sendiri.
https://www.youtube.com/watch?v=nZxSkCXpIw4 Video ini tentang mengcopy soal ke kelas yang lain
https://www.youtube.com/watch?v=xgPG-o7Kh2M&t=64s Video ini tentang setting soal dan jawaban.
https://www.youtube.com/watch?v=ukWqUUb2ZHs Video ini tentang membuat soal yang mudah.
https://www.youtube.com/watch?v=0xeK1Eh_roM&t=62s Video ini tentang menambahkan gambar
hhttps://www.youtube.com/watch?v=_THT_FCd6Fc&feature=youtu.be Membuat Rubrik penilaian diskusi, hal ini dibuat agar setiap siswa memiliki criteria yang sama dalam penilain diskusi tersebuty

YUK... KITA BENAHI MANAJEMEN PEMBELAJARAN DENGAN SCHOOLGY
kita Mulai dari
1. Membuat Kelas dengan Membuat Informasi Kelas pada laman Schoology untuk jelasnya silahkan lihat di tutorial berikut https://www.youtube.com/watch?v=cvadAzAbPFo
   Cara Menshare atau berbagai kode akses kepada orang tua. tutorialnya lihat disini https://www.youtube.com/watch?v=RIvAj8eoKlA

Berikut lanjutan dari tutorial diatas bagaimana orang tua mengakses kode schoology yang dibagikan oleh guru kepadanya https://www.youtube.com/watch?v=7oeik52oSXg&feature=share&fbclid=IwAR01C3df6MYQWJ4Pmr9yYoCZO4iFZaMdSaMJyC92YOaBSJpLc3m4Np1rqh4
  Kemudian anda juga bisa membuat administrasi pembelajaran dengan mudah https://www.youtube.com/watch?v=3ieh_QfzRkk








Sabtu, 04 Juli 2020

SINTAK PROYEK BASED LEARNING



Sintaks Model Project Based Learning dalam Pembelajaran


Sintaks Model Project Based Learning (PJBL)

Model Project-based Learning (PJBL)adalah model pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik dalam memecahkan masalah.
Dilakukan secara berkelompok/mandiri melalui tahapan ilmiah dengan batasan waktu tertentu yang dituangkan dalam sebuah produk. untuk selanjutnya dipresentasikan kepada orang lain.
Karakteristik yang tercakup dalam Project Based Learning (PJBL) antara lain:
a. Penyelesaian tugas dilakukan secara mandiri dimulai dari tahap perencanaan, penyusunan, hingga pemaparan produk;
b. Peserta didik bertanggung jawab penuh terhadap proyek yang akan dihasilkan;
c. Proyek melibatkan peran teman sebaya, guru, orang tua, bahkan masyarakat;
d. Melatih kemampuan berpikir kreatif; dan
e. Situasi kelas sangat toleran dengan kekurangan dan perkembangan gagasan.

Langkah-langkah pembelajaran Project Based Learning (PJBL)

Berdasarkan karakteristik tersebut, langkah-langkah pembelajaran Project Based Learning (PJBL) yang bisa dirancang oleh guru adalah sebagai berikut:
LANGKAH KERJAAKTIVITAS GURUAKTIVITAS PESERTA DIDIK
Pertanyaan MendasarGuru menyampaikan topik dan
mengajukan pertanyaan bagaimana cara memecahkan masalah.
Mengajukan pertanyaan mendasar apa yang harus dilakukan peserta didik terhadap topik/ pemecahan masalah.
Mendesain Perencanaan ProdukGuru memastikan setiap peserta didik dalam kelompok memilih dan mengetahui prosedur pembuatan proyek/produk yang akan dihasilkan.Peserta didik berdiskusi menyusun rencana pembuatan proyek pemecahan masalah meliputi pembagian tugas, persiapan alat, bahan, media, sumber yang dibutuhkan.
Menyusun Jadwal PembuatanGuru dan peserta didik membuat kesepakatan tentang jadwal pembuatan proyek (tahapan-tahapan dan
pengumpulan).
Peserta didik menyusun jadwal penyelesaian proyek dengan memperhatikan batas waktu
yang telah ditentukan bersama.
Memonitor Keaktifan dan Perkembangan
Proyek
Guru memantau keaktifan
peserta didik selama melaksanakan proyek, memantau realisasi perkembangan dan membimbing jika mengalami kesulitan.
Peserta didik melakukan pembuatan proyek sesuai jadwal, mencatat setiap tahapan, mendiskusikan masalah yang muncul selama
penyelesaian proyek dengan guru.
Menguji HasilGuru berdiskusi tentang prototipe proyek, memantau keterlibatan peserta didik, mengukur ketercapaian standar.Membahas kelayakan proyek yang telah dibuat dan membuat laporan produk/ karya untuk dipaparkan kepada orang lain.
Evaluasi Pengalaman BelajarGuru membimbing proses pemaparan proyek, menanggapi hasil, selanjutnya guru dan peserta didik merefleksi/ kesimpulan.Setiap peserta didik memaparkan laporan, peserta didik yang lain memberikan tanggapan, dan bersama guru menyimpulkan hasil proyek.

Penerapan Project-based Learning (PjBL) sebagai berikut:

a. Topik/materi yang dipelajari peserta didik merupakan topik yang bersifat kontekstual dan mudah didesain menjadi sebuah proyek/karya yang menarik;
b. Peserta didik tidak digiring untuk menghasilkan satu proyek saja (satu peserta didik menghasilkan satu proyek);
c. Proyek tidak harus selesai dalam 1 pertemuan (diselesaikan dalam 3-4 pertemuan);
d. Proyek merupakan bentuk pemecahan masalah sehingga dari pembuatan proyek bermuara pada peningkatan hasil belajar;
e. Bahan, alat, dan media yang dibutuhkan untuk membuat proyek diusahakan tersedia di lingkungan sekitar. dan diarahkan memanfaatkan bahan bekas/sampah yang tidak terpakai agar menjadi bernilai guna; dan
f. Penilaian autentik menekankan kemampuan merancang, menerapkan, menemukan, dan menyampaikan produknya kepada orang lain.
Dalam penerapan model pembelajaran yang telah diuraikan di atas, seorang guru hendaknya memahami cara menentukan model pembelajaran yang akan digunakan.
Adapun tahapan penentuan model pembelajaran sebagai berikut:
1. Memahami sintaks tiap model pembelajaran;
2. Menganalisis konten/materi pembelajaran;
3. Memahami konteks peserta didik;
Jika peseta didik belum siap, perlu dibangun jembatan penghubung antara proses LOTS menuju HOTS. yaitu membangun skema pengetahuan awal dengan pengetahuan baru.
4. Mempersiapkan sebuah situasi nyata yang dapat menstimulasi proses berpikir tingkat tinggi dengan menciptakan dilemma. kebingungan, tantangan, dan ambiguitas dari permasalahan yang direncanakan akan dihadapi peserta didik;
5. Menentukan keterampilan yang akan digunakan untuk menghadapai situasi nyata tersebut;
6. Mempertimbangkan alokasi waktu pembelajaran;
7. Menentukan luaran (output) yang akan dihasilkan; dan
8. Menganalisis situasi, keterampilan, dan luaran dengan sintak model pembelajaran untuk menentukan model yang relevan.


Sintaks Model Project Based Learning dalam Pembelajaran


Bertema – Sintaks model Project Based Learning dalam Pembelajaran
Implementasi Kurikulum 2013 menurut Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses menggunakan 3 (tiga) model pembelajaran.
Ketiga model pembelajaran tersebut diharapkan dapat membentuk perilaku saintifik, sosial serta mengembangkan rasa keingintahuan.
Ketiga model tersebut adalah:
(1) model Pembelajaran Melalui Penyingkapan/Penemuan (Discovery/Inquiry Learning),
(2) model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-based Learning/PBL),
(3) model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-based Learning/PJBL).
Namun selain ketiga model yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016. guru juga diperbolehkan untuk mengembangkan pembelajaran di kelas dengan menggunakan model pembelajaran yang lain.
Misalnya Cooperative Learning yang mempunyai berbagai metode seperti: Jigsaw, Numbered Head Together (NHT), Make a Match, Think-Pair-Share (TPS). Example not Example, Picture and Picture, dan lainnya.
Pada kesempatan ini admin akan membagikan Sintaks Model Project Based Learning (PJBL) dalam Pembelajaran.

Sintaks Model Project Based Learning (PJBL)

Model Project-based Learning (PJBL)adalah model pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik dalam memecahkan masalah.
Dilakukan secara berkelompok/mandiri melalui tahapan ilmiah dengan batasan waktu tertentu yang dituangkan dalam sebuah produk. untuk selanjutnya dipresentasikan kepada orang lain.
Karakteristik yang tercakup dalam Project Based Learning (PJBL) antara lain:
a. Penyelesaian tugas dilakukan secara mandiri dimulai dari tahap perencanaan, penyusunan, hingga pemaparan produk;
b. Peserta didik bertanggung jawab penuh terhadap proyek yang akan dihasilkan;
c. Proyek melibatkan peran teman sebaya, guru, orang tua, bahkan masyarakat;
d. Melatih kemampuan berpikir kreatif; dan
e. Situasi kelas sangat toleran dengan kekurangan dan perkembangan gagasan.

Langkah-langkah pembelajaran Project Based Learning (PJBL)

Berdasarkan karakteristik tersebut, langkah-langkah pembelajaran Project Based Learning (PJBL) yang bisa dirancang oleh guru adalah sebagai berikut:
LANGKAH KERJAAKTIVITAS GURUAKTIVITAS PESERTA DIDIK
Pertanyaan MendasarGuru menyampaikan topik dan
mengajukan pertanyaan bagaimana cara memecahkan masalah.
Mengajukan pertanyaan mendasar apa yang harus dilakukan peserta didik terhadap topik/ pemecahan masalah.
Mendesain Perencanaan ProdukGuru memastikan setiap peserta didik dalam kelompok memilih dan mengetahui prosedur pembuatan proyek/produk yang akan dihasilkan.Peserta didik berdiskusi menyusun rencana pembuatan proyek pemecahan masalah meliputi pembagian tugas, persiapan alat, bahan, media, sumber yang dibutuhkan.
Menyusun Jadwal PembuatanGuru dan peserta didik membuat kesepakatan tentang jadwal pembuatan proyek (tahapan-tahapan dan
pengumpulan).
Peserta didik menyusun jadwal penyelesaian proyek dengan memperhatikan batas waktu
yang telah ditentukan bersama.
Memonitor Keaktifan dan Perkembangan
Proyek
Guru memantau keaktifan
peserta didik selama melaksanakan proyek, memantau realisasi perkembangan dan membimbing jika mengalami kesulitan.
Peserta didik melakukan pembuatan proyek sesuai jadwal, mencatat setiap tahapan, mendiskusikan masalah yang muncul selama
penyelesaian proyek dengan guru.
Menguji HasilGuru berdiskusi tentang prototipe proyek, memantau keterlibatan peserta didik, mengukur ketercapaian standar.Membahas kelayakan proyek yang telah dibuat dan membuat laporan produk/ karya untuk dipaparkan kepada orang lain.
Evaluasi Pengalaman BelajarGuru membimbing proses pemaparan proyek, menanggapi hasil, selanjutnya guru dan peserta didik merefleksi/ kesimpulan.Setiap peserta didik memaparkan laporan, peserta didik yang lain memberikan tanggapan, dan bersama guru menyimpulkan hasil proyek.

Penerapan Project-based Learning (PjBL) sebagai berikut:

a. Topik/materi yang dipelajari peserta didik merupakan topik yang bersifat kontekstual dan mudah didesain menjadi sebuah proyek/karya yang menarik;
b. Peserta didik tidak digiring untuk menghasilkan satu proyek saja (satu peserta didik menghasilkan satu proyek);
c. Proyek tidak harus selesai dalam 1 pertemuan (diselesaikan dalam 3-4 pertemuan);
d. Proyek merupakan bentuk pemecahan masalah sehingga dari pembuatan proyek bermuara pada peningkatan hasil belajar;
e. Bahan, alat, dan media yang dibutuhkan untuk membuat proyek diusahakan tersedia di lingkungan sekitar. dan diarahkan memanfaatkan bahan bekas/sampah yang tidak terpakai agar menjadi bernilai guna; dan
f. Penilaian autentik menekankan kemampuan merancang, menerapkan, menemukan, dan menyampaikan produknya kepada orang lain.
Dalam penerapan model pembelajaran yang telah diuraikan di atas, seorang guru hendaknya memahami cara menentukan model pembelajaran yang akan digunakan.
Adapun tahapan penentuan model pembelajaran sebagai berikut:
1. Memahami sintaks tiap model pembelajaran;
2. Menganalisis konten/materi pembelajaran;
3. Memahami konteks peserta didik;
Jika peseta didik belum siap, perlu dibangun jembatan penghubung antara proses LOTS menuju HOTS. yaitu membangun skema pengetahuan awal dengan pengetahuan baru.
4. Mempersiapkan sebuah situasi nyata yang dapat menstimulasi proses berpikir tingkat tinggi dengan menciptakan dilemma. kebingungan, tantangan, dan ambiguitas dari permasalahan yang direncanakan akan dihadapi peserta didik;
5. Menentukan keterampilan yang akan digunakan untuk menghadapai situasi nyata tersebut;
6. Mempertimbangkan alokasi waktu pembelajaran;
7. Menentukan luaran (output) yang akan dihasilkan; dan
8. Menganalisis situasi, keterampilan, dan luaran dengan sintak model pembelajaran untuk menentukan model yang relevan.

MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN YANG BAIK

Dalam mengajar pastinya kita menginginkan ada pengetahuan / perilaku yang dimiliki, dipahami atau dikuasai siswa setelah menyelesaikan kegiatan belajar mengajar. Perilaku tersebut hendaknya bisa diukur sehingga bisa dilihat apakah siswa menguasai materi ajar atau tidak. Perilaku hasil belajar yang hendak dicapai siswa setelah melangsungkan kegiatan belajar mengajar inilah yang disebut tujuan pembelajaran.
Dalam kalimat lain, tujuan pembelajaran merupakan arah yang ingin dituju dari keseluruhan rangkaian aktivitas pembelajaran. Disini kita sudah memahami bersama bahwa menyusun tujuan pembelajaran mengacu pada kompetensi dasar. Serta memperhatikan indikator pencapaian kompetensi.
Tapi, bagaimana cara merumuskan tujuan pembelajaran yang baik?
Menyusun tujuan pembelajaran yang baik dan lengkap cukup penting agar bisa memberi petunjuk dalam pemilihan materi ajar, strategi, model, metode, serta media yang akan digunakan dalam KBM. Ada 4 (empat) unsur pokok yang perlu dicantumkan dalam perumusan tujuan pembelajaran, yang biasa disingkat dengan ABCD (Audience, Behavior, Condition, dan Degree).
1. Audience
Dalam konteks kegiatan belajar mengajar, yang dimaksud 
audience adalah siswa. Meski secara bahasa audience artinya pendengar, tetapi audience disini merupakan subjek sekaligus objek dalam pembelajaran. Dengan demikian, perumusan tujuan pembelajaran harus menempatkan siswa sebagai pusat (subjek sekaligus objek) dalam pembelajaran.
2. Behavior
Behavior berarti tingkah laku / aktivitas suatu proses. Dalam konteks KBM, behavior terlihat pada aktivitas siswa dalam pembelajaran. Maka, tidak mungkin pembelajaran dilakukan tanpa adanya tingkah laku atau aktivitas dari siswa. Dalam perumusan tujuan pembelajaran behavior (aktivitas siswa) ditulis menggunakan kata kerja operasional (KKO), seperti: memahami, mendemonstrasikan, menelaah, menerapkan dan lain-lain. Penggunaan KKO dalam satu tujuan pembelajaran tidak boleh lebih dari satu. Artinya dalam sebuah aktivitas pembelajaran, siswa melakukan satu perbuatan. Dengan demikian, siswa lebih fokus pada satu perbuatan tersebut sehingga pembelajaran lebih optimal.
3. Condition
Condition berarti suatu keadaan. Dalam konteks KBM, condition adalah keadaan siswa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan pembelajaran, serta persyaratan yang perlu dipenuhi agar hasil yang diharapkan bisa tercapai. Perumusan condition adalah dengan menjawab pertanyaan, “aktivitas apa yang dilakukan siswa agar hasil yang diharapkan bisa tercapai? Condition ditulis dalam bentuk kata kerja. (untuk lebih jelasnya bisa dilihat di contoh bawah).
4. Degree
Degree berarti suatu perbandingan. Dalam konteks KBM, degree berarti membandingkan kondisi sebelum dan setelah belajar. Tingkat degree berbeda-beda bergantung pada bobot materi yang akan dipelajari, serta sejauh mana siswa harus menguasai suatu materi atau menunjukan suatu perubahan tingkah laku.
Untuk lebih jelasnya, inilah contoh tujuan pembelajaran yang baik:
a. Dengan mengamati gambar, siswa dapat membedakan gambar komik dan bukan gambar komik dengan benar.
  • dengan mengamati gambar = condition
  • siswa = audience
  • dapat membedakan gambar komik dan bukan gambar komik = behavior
  • dengan benar = degree
b. Melalui pengamatan video, siswa dapat menentukan pengaruh interaksi manusia dengan lingkungan terhadap pembangunan sosial denga tepat.
  • melalui pengamatan video = condition
  • siswa = audience
  • dapat menentukan pengaruh interaksi manusia dengan lingkungan terhadap pembangunan sosial = behavior
  • dengan tepat = degree
c. Siswa dapat menyampaikan argumentasi manfaat persatuan dan kesatuan antar masyarakat di daerah tempat tinggal dengan bahasa yang komunikatif melalui presentasi hasil diskusi kelompok.
  • siswa= audience
  • dapat menyampaikan argumentasi manfaat persatuan dan kesatuan antar masyarakat di daerah tempat tinggal = behavior
  • dengan bahasa yang komunikatif = degree
  • melalui presentasi hasil diskusi kelompok = condition
Itulah sedikit uraian tentang cara merumuskan tujuan pembelajaran yang baik. Semoga bermanfaat.

SINTAKS PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

Sintaks Model Discovery Learning Dalam Pembelajaran
Model pembelajaran penyingkapan/penemuan (Discovery/Inquiry Learning) adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan.
Proses Discovery terjadi bila individu terlibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip.
Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan, dan inferensi. Proses di atas disebut cognitive process.
Langkah kerja (sintak) model Discovery Learning dalam pembelajaran penyingkapan/penemuan adalah sebagai berikut:
1) Pemberian rangsangan (stimulation);
2) Pernyataan/Identifikasi masalah (problem statement);
3) Pengumpulan data (data collection);
4) Pengolahan data (data processing);.
5) Pembuktian (verification); dan
6) Menarik simpulan/generalisasi (generalization).
Berdasarkan sintak tersebut, langkah-langkah pembelajaran discovery learning yang bisa dirancang oleh guru adalah sebagai berikut:
LANGKAH KERJA
AKTIVITAS GURU
AKTIVITAS PESERTA DIDIK
Pemberian
rangsangan
(Stimulation)
Guru memulai kegiatan
pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.
·         Peserta didik dihadapkan pada sesuatu yang enimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri.
·         Stimulasi pada fase ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu peserta didik dalam mengeksplorasi bahan.
Pernyataan/
Identifikasi
masalah
(Problem
Statement)
Guru memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak
mungkin agenda-agenda
masalah yang relevan dengan
bahan pelajaran, kemudian
salah satunya dipilih dan
dirumuskan dalam bentuk
hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah).
Permasalahan yang dipilih itu selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, atau hipotesis, yakni pernyataan sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang diajukan.
Pengumpu-lan data
(Data
Collection)
Ketika eksplorasi berlangsung
guru juga memberi
kesempatan kepada para
peserta didik untuk
mengumpulkan informasi yang relevan sebanyak-banyaknya untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis.
Tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya
hipotesis.
Dengan demikian peserta didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection)
berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
Pengolahan
data (Data
Processing)
Guru melakukan bimbingan
pada saat peserta didik
melakukan pengolahan data.
Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi baik melalui
wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan.
Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah,
diacak, diklasifikasikan, ditabulasi,
bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu.
Pembuktian
(Verification)
Verifikasi bertujuan agar
proses belajar akan berjalan
dengan baik dan kreatif jika
guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman
melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.
Peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi
dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil pengolahan data.
Menarik simpulan/
generalisasi
(Generalization)
Proses menarik sebuah
kesimpulan yang dapat
dijadikan prinsip umum dan
berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil
verifikasi.
Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi.
Demikianlah Sintaks Sintak model Discovery Learning Dalam Pembelajaran, semoga bermanfaat.

Minggu, 23 September 2018

Selasa, 04 Oktober 2011

Contoh RPP Permendiknas No.41 tahun 2007

FORMAT RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Versi Permendiknas No. 41 Tahun 2007


1.                 Identitas
Satuan Pendidikan                  :
Kelas/Semester                        :           /
Mata Pelajaran/Tema               :
Program/Program Keahlian     :
Jumlah Pertemuan                   :



2.                 Standar Kompetensi (SK)
Tuliskan SK sesuai silabus yang sudah disusun



3.                 Kompetensi Dasar (KD)
Tuliskan KD  sesuai silabus yang sudah disusun