Guru Menulis adalah Perangkat pembelajaran dan dinamika pendidikan Dikelola oleh H. Sukarni Chandra Guru SMKN 2 Balikpapan. 081645458388
Tampilkan postingan dengan label Dunia Pendidikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Dunia Pendidikan. Tampilkan semua postingan
Selasa, 14 Juli 2020
MATERI KURIKULUM SMKN 2 PADA MPLS
Bagi yang ingin mendownload materi MPLS tentang kurikulum silakan klik disini
Label:
Artikel,
Dunia Pendidikan
Selasa, 07 Juli 2020
Belajar Schoology
Yuk kita belajar schoology
Dalam masa pandemi virus corona 19. Belajar Daring adalah suatu keniscayaan. Salah satu sistem pembelajaran daring adalah dengan schoology
Schoology adalah situs
yang menggabungkan antara jejaring sosial dengan Learning Management System
(LMS) yang menyediakan layanan bagi Guru, siswa dan Orang tua
Adapun fitur-fitur yang
dimiliki oleh schoology adalah sebagai berikut:
1. Courses
(Kursus), yaitu Fasilitas untuk mendesain Pembelajran pada suatu kelas. Melalui fasilitas Course ini anda bisa menyapa siswa, membuat perangkat Pelajaran, Membuat materi pelajaran, Membuat topik diskusi, Memberikan Tugas untuk sissi pengetahun maupun ketrampilan, dan yang terakhir adalah membuat quiz untuk Penilaian Harian, Penilaian Akhir Semester maupun Akhir Tahun.
2. Groups
(Kelompok) yaitu fasilitas yang bisa anda gunakan untuk bekerjasama dalam pembuatan soal, sehingga soal yang banyak bisa dikerjakan oleh beberapa guru secara bersamaan
3. Resources
(Sumber Belajar) yaitu fasilitas yang
ana gunakan untuk menyimpan soal dalam bank soal, maupun sebagai sumber belajar lainnya.
Schoology dapat diakses oleh siapapun kapanpun, sehingga tidak terbaas pada ruang dan waktu.
Kelebihan Schoology
1. Tersedianya
fasilitas Attandance/absensi, yang digunakan untuk mengecek kehadiran peserta
didik, dimana murid bisa ditandai sebagai “hadir”, “izin”, ,”terlambat”,
ataupun “tidak masuk”.
2. Terdapat
fasilitas Analityc untuk melihat semua aktivitas peserta didik pada setiap
course, assignment, discussion dan aktivitas lain yang kita siapkan untuk
peserta didik.
3. Terdapat
fitur analytic, dimana kita bisa melihat di mana saja atau
pada aktivitas apa saja seorang peserta didik biasa menghabiskan waktu mereka
ketika dia login.
4. Dapat
dilakukan pengaturan/moderasi terhadap user yang ingin gabung pada group/kelas
kita, pada status Access Group sebagai Invite Only, Allow
Requests ataupun Open.
5. Guru
juga bisa memfilter postingan-postingan peserta didik pada sebuah course sebelum
postingan tersebut dipublish. Jadi peserta didik tidak bisa seenaknya update
status pada course-nya.
6. Schoology
secara khusus memiliki fasilitas untuk berkirim surat/message dan
tidak hanya melalui direct post. Sehingga pada schoology, anda bisa berkirim
surat kemanapun melalui fasilitas Messages yang tersedia.
7. Schoology
juga tidak hanya bisa mengupdate status untuk course atau group anda saja,
melainkan bisa mengintegrasikan (sharing) postingan anda ke account
Facebook atau Twitter anda.
8. Schoology juga menyediakan
fasilitas untuk mengelola nilai (grade) hasil quiz atau aktivitas
lain, via
9. Kita
bisa diakses melalui mobile device, dengan menginstall Schoology
Apps, yang bisa di download dan gunakan secara gratis.
KEKURANGAN SCHOOLOGY
1.
Guru tidak dapat mengundang siswa melalui
email
2.
Konten pada mobile phone kurang lengkap.
3.
Bisa submit berkali-kali sehingga
berpengaruh pada pengoreksian pekerjaan oleh Guru nantinya.
4.
Schoology tidak dapat diakses secara
offline, jadi harus tersambung ke internet (online).
5.
Kurangnya fasilitas untuk peserta didik,
jika dibandingkan dengan fasilitas untuk pengajar.
Untuk memudahkan
pemahaman terkait penggunaan Schoology, berikut saya tampilkan sekilas mengenai
langkah-langkah penggunaan schoology :
1. Buka
alamat ULR schoology.com sehingga
akan muncul tampilan schoology, kemudia klik sign up untuk membuat akun
schoology.
2. Terdapat
3 menu pilihan yaitu instructor (pendidik/guru), student (peserta didik) dan
parent (orang tua). Pilih salah satu menu tersebut. Dalam hal ini saya
bertindak sebagai guru, jadi klik instructor.
3. Masukkan
data pribadi seperti nama, alamat e-mail dan pasword, kemudian klik register.
4. Kemudian
akan tampil gambar, klik skip this step.
5. Anda
akan dibawa ke tampilan profil schoology. Terdapat 3 fitur schoology yaitu
courses, groups dan resources yang dapat digunakan oleh guru.
6. Untuk
membuat course (Kursus), klik menu course kemudian klik create.
7. Kemudian
Isi semua data yang ada di kolom tersebut sesuai dengan kelas yang diajar,
diantaranya nama kursus, nama sesi, area/wilayah mata pelajaran dan kelas,
kemudian klik create.
8. Lalu
ingat access code dan beritahukan pada siswa kelas yang bersangkutan agar
mereka setelah mendaftar di schoology bisa klik course dan klik join dan
memasukan access code tersebut.
9. Untuk
membuat group, klik groups kemudian klik create. Sesuaikan nama group dengan
nama Course yang sudah di buat sebelumnya. Beritahukan access code pada siswa
kelas yang bersangkutan.
VIDEO PEMBELAJARAN SCHOOLOGY
VIDEO PEMBELAJARAN SCHOOLOGY
Untuk Lebih jelas lagi kalian bisa simak Video Pembelajarannya
https://www.youtube.com/watch?v=dD0zJXsgEAk membuat kelas dengan schoolgy
https://www.youtube.com/watch?v=iLCka8z8Y3g Video ini tentang membuat soal dengan memanfaatkan group. Sehingga kita tidak terlalu capek untuk membuatnya sendiri.
https://www.youtube.com/watch?v=nZxSkCXpIw4 Video ini tentang mengcopy soal ke kelas yang lain
https://www.youtube.com/watch?v=xgPG-o7Kh2M&t=64s Video ini tentang setting soal dan jawaban.
https://www.youtube.com/watch?v=ukWqUUb2ZHs Video ini tentang membuat soal yang mudah.
https://www.youtube.com/watch?v=0xeK1Eh_roM&t=62s Video ini tentang menambahkan gambar
hhttps://www.youtube.com/watch?v=_THT_FCd6Fc&feature=youtu.be Membuat Rubrik penilaian diskusi, hal ini dibuat agar setiap siswa memiliki criteria yang sama dalam penilain diskusi tersebuty
YUK... KITA BENAHI MANAJEMEN PEMBELAJARAN DENGAN SCHOOLGY
kita Mulai dari
1. Membuat Kelas dengan Membuat Informasi Kelas pada laman Schoology untuk jelasnya silahkan lihat di tutorial berikut https://www.youtube.com/watch?v=cvadAzAbPFo
Cara Menshare atau berbagai kode akses kepada orang tua. tutorialnya lihat disini https://www.youtube.com/watch?v=RIvAj8eoKlA
Berikut lanjutan dari tutorial diatas bagaimana orang tua mengakses kode schoology yang dibagikan oleh guru kepadanya https://www.youtube.com/watch?v=7oeik52oSXg&feature=share&fbclid=IwAR01C3df6MYQWJ4Pmr9yYoCZO4iFZaMdSaMJyC92YOaBSJpLc3m4Np1rqh4
Kemudian anda juga bisa membuat administrasi pembelajaran dengan mudah https://www.youtube.com/watch?v=3ieh_QfzRkk
hhttps://www.youtube.com/watch?v=_THT_FCd6Fc&feature=youtu.be Membuat Rubrik penilaian diskusi, hal ini dibuat agar setiap siswa memiliki criteria yang sama dalam penilain diskusi tersebuty
YUK... KITA BENAHI MANAJEMEN PEMBELAJARAN DENGAN SCHOOLGY
kita Mulai dari
1. Membuat Kelas dengan Membuat Informasi Kelas pada laman Schoology untuk jelasnya silahkan lihat di tutorial berikut https://www.youtube.com/watch?v=cvadAzAbPFo
Cara Menshare atau berbagai kode akses kepada orang tua. tutorialnya lihat disini https://www.youtube.com/watch?v=RIvAj8eoKlA
Berikut lanjutan dari tutorial diatas bagaimana orang tua mengakses kode schoology yang dibagikan oleh guru kepadanya https://www.youtube.com/watch?v=7oeik52oSXg&feature=share&fbclid=IwAR01C3df6MYQWJ4Pmr9yYoCZO4iFZaMdSaMJyC92YOaBSJpLc3m4Np1rqh4
Kemudian anda juga bisa membuat administrasi pembelajaran dengan mudah https://www.youtube.com/watch?v=3ieh_QfzRkk
Label:
Artikel,
Dunia Pendidikan,
Pembelajaran,
Perangkat
Sabtu, 04 Juli 2020
SINTAK PROYEK BASED LEARNING
Sintaks Model Project Based Learning dalam Pembelajaran
Posted on
Sintaks Model Project Based Learning (PJBL)
Model Project-based Learning (PJBL)adalah model pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik dalam memecahkan masalah.
Dilakukan secara berkelompok/mandiri melalui tahapan ilmiah dengan batasan waktu tertentu yang dituangkan dalam sebuah produk. untuk selanjutnya dipresentasikan kepada orang lain.
Karakteristik yang tercakup dalam Project Based Learning (PJBL) antara lain:
a. Penyelesaian tugas dilakukan secara mandiri dimulai dari tahap perencanaan, penyusunan, hingga pemaparan produk;
b. Peserta didik bertanggung jawab penuh terhadap proyek yang akan dihasilkan;
c. Proyek melibatkan peran teman sebaya, guru, orang tua, bahkan masyarakat;
d. Melatih kemampuan berpikir kreatif; dan
e. Situasi kelas sangat toleran dengan kekurangan dan perkembangan gagasan.
Langkah-langkah pembelajaran Project Based Learning (PJBL)
Berdasarkan karakteristik tersebut, langkah-langkah pembelajaran Project Based Learning (PJBL) yang bisa dirancang oleh guru adalah sebagai berikut:
LANGKAH KERJA | AKTIVITAS GURU | AKTIVITAS PESERTA DIDIK |
Pertanyaan Mendasar | Guru menyampaikan topik dan
mengajukan pertanyaan bagaimana cara memecahkan masalah.
| Mengajukan pertanyaan mendasar apa yang harus dilakukan peserta didik terhadap topik/ pemecahan masalah. |
Mendesain Perencanaan Produk | Guru memastikan setiap peserta didik dalam kelompok memilih dan mengetahui prosedur pembuatan proyek/produk yang akan dihasilkan. | Peserta didik berdiskusi menyusun rencana pembuatan proyek pemecahan masalah meliputi pembagian tugas, persiapan alat, bahan, media, sumber yang dibutuhkan. |
Menyusun Jadwal Pembuatan | Guru dan peserta didik membuat kesepakatan tentang jadwal pembuatan proyek (tahapan-tahapan dan
pengumpulan).
| Peserta didik menyusun jadwal penyelesaian proyek dengan memperhatikan batas waktu
yang telah ditentukan bersama.
|
Memonitor Keaktifan dan Perkembangan
Proyek
| Guru memantau keaktifan
peserta didik selama melaksanakan proyek, memantau realisasi perkembangan dan membimbing jika mengalami kesulitan.
| Peserta didik melakukan pembuatan proyek sesuai jadwal, mencatat setiap tahapan, mendiskusikan masalah yang muncul selama
penyelesaian proyek dengan guru.
|
Menguji Hasil | Guru berdiskusi tentang prototipe proyek, memantau keterlibatan peserta didik, mengukur ketercapaian standar. | Membahas kelayakan proyek yang telah dibuat dan membuat laporan produk/ karya untuk dipaparkan kepada orang lain. |
Evaluasi Pengalaman Belajar | Guru membimbing proses pemaparan proyek, menanggapi hasil, selanjutnya guru dan peserta didik merefleksi/ kesimpulan. | Setiap peserta didik memaparkan laporan, peserta didik yang lain memberikan tanggapan, dan bersama guru menyimpulkan hasil proyek. |
Penerapan Project-based Learning (PjBL) sebagai berikut:
a. Topik/materi yang dipelajari peserta didik merupakan topik yang bersifat kontekstual dan mudah didesain menjadi sebuah proyek/karya yang menarik;
b. Peserta didik tidak digiring untuk menghasilkan satu proyek saja (satu peserta didik menghasilkan satu proyek);
c. Proyek tidak harus selesai dalam 1 pertemuan (diselesaikan dalam 3-4 pertemuan);
d. Proyek merupakan bentuk pemecahan masalah sehingga dari pembuatan proyek bermuara pada peningkatan hasil belajar;
e. Bahan, alat, dan media yang dibutuhkan untuk membuat proyek diusahakan tersedia di lingkungan sekitar. dan diarahkan memanfaatkan bahan bekas/sampah yang tidak terpakai agar menjadi bernilai guna; dan
f. Penilaian autentik menekankan kemampuan merancang, menerapkan, menemukan, dan menyampaikan produknya kepada orang lain.
Dalam penerapan model pembelajaran yang telah diuraikan di atas, seorang guru hendaknya memahami cara menentukan model pembelajaran yang akan digunakan.
Adapun tahapan penentuan model pembelajaran sebagai berikut:
1. Memahami sintaks tiap model pembelajaran;
2. Menganalisis konten/materi pembelajaran;
3. Memahami konteks peserta didik;
Jika peseta didik belum siap, perlu dibangun jembatan penghubung antara proses LOTS menuju HOTS. yaitu membangun skema pengetahuan awal dengan pengetahuan baru.
4. Mempersiapkan sebuah situasi nyata yang dapat menstimulasi proses berpikir tingkat tinggi dengan menciptakan dilemma. kebingungan, tantangan, dan ambiguitas dari permasalahan yang direncanakan akan dihadapi peserta didik;
5. Menentukan keterampilan yang akan digunakan untuk menghadapai situasi nyata tersebut;
6. Mempertimbangkan alokasi waktu pembelajaran;
7. Menentukan luaran (output) yang akan dihasilkan; dan
8. Menganalisis situasi, keterampilan, dan luaran dengan sintak model pembelajaran untuk menentukan model yang relevan.
Sintaks Model Project Based Learning dalam Pembelajaran
Bertema – Sintaks model Project Based Learning dalam Pembelajaran
Implementasi Kurikulum 2013 menurut Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses menggunakan 3 (tiga) model pembelajaran.
Ketiga model pembelajaran tersebut diharapkan dapat membentuk perilaku saintifik, sosial serta mengembangkan rasa keingintahuan.
Ketiga model tersebut adalah:
(1) model Pembelajaran Melalui Penyingkapan/Penemuan (Discovery/Inquiry Learning),
(2) model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-based Learning/PBL),
(3) model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-based Learning/PJBL).
Namun selain ketiga model yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016. guru juga diperbolehkan untuk mengembangkan pembelajaran di kelas dengan menggunakan model pembelajaran yang lain.
Misalnya Cooperative Learning yang mempunyai berbagai metode seperti: Jigsaw, Numbered Head Together (NHT), Make a Match, Think-Pair-Share (TPS). Example not Example, Picture and Picture, dan lainnya.
Pada kesempatan ini admin akan membagikan Sintaks Model Project Based Learning (PJBL) dalam Pembelajaran.
Sintaks Model Project Based Learning (PJBL)
Model Project-based Learning (PJBL)adalah model pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik dalam memecahkan masalah.
Dilakukan secara berkelompok/mandiri melalui tahapan ilmiah dengan batasan waktu tertentu yang dituangkan dalam sebuah produk. untuk selanjutnya dipresentasikan kepada orang lain.
Karakteristik yang tercakup dalam Project Based Learning (PJBL) antara lain:
a. Penyelesaian tugas dilakukan secara mandiri dimulai dari tahap perencanaan, penyusunan, hingga pemaparan produk;
b. Peserta didik bertanggung jawab penuh terhadap proyek yang akan dihasilkan;
c. Proyek melibatkan peran teman sebaya, guru, orang tua, bahkan masyarakat;
d. Melatih kemampuan berpikir kreatif; dan
e. Situasi kelas sangat toleran dengan kekurangan dan perkembangan gagasan.
Langkah-langkah pembelajaran Project Based Learning (PJBL)
Berdasarkan karakteristik tersebut, langkah-langkah pembelajaran Project Based Learning (PJBL) yang bisa dirancang oleh guru adalah sebagai berikut:
LANGKAH KERJA | AKTIVITAS GURU | AKTIVITAS PESERTA DIDIK |
Pertanyaan Mendasar | Guru menyampaikan topik dan
mengajukan pertanyaan bagaimana cara memecahkan masalah.
| Mengajukan pertanyaan mendasar apa yang harus dilakukan peserta didik terhadap topik/ pemecahan masalah. |
Mendesain Perencanaan Produk | Guru memastikan setiap peserta didik dalam kelompok memilih dan mengetahui prosedur pembuatan proyek/produk yang akan dihasilkan. | Peserta didik berdiskusi menyusun rencana pembuatan proyek pemecahan masalah meliputi pembagian tugas, persiapan alat, bahan, media, sumber yang dibutuhkan. |
Menyusun Jadwal Pembuatan | Guru dan peserta didik membuat kesepakatan tentang jadwal pembuatan proyek (tahapan-tahapan dan
pengumpulan).
| Peserta didik menyusun jadwal penyelesaian proyek dengan memperhatikan batas waktu
yang telah ditentukan bersama.
|
Memonitor Keaktifan dan Perkembangan
Proyek
| Guru memantau keaktifan
peserta didik selama melaksanakan proyek, memantau realisasi perkembangan dan membimbing jika mengalami kesulitan.
| Peserta didik melakukan pembuatan proyek sesuai jadwal, mencatat setiap tahapan, mendiskusikan masalah yang muncul selama
penyelesaian proyek dengan guru.
|
Menguji Hasil | Guru berdiskusi tentang prototipe proyek, memantau keterlibatan peserta didik, mengukur ketercapaian standar. | Membahas kelayakan proyek yang telah dibuat dan membuat laporan produk/ karya untuk dipaparkan kepada orang lain. |
Evaluasi Pengalaman Belajar | Guru membimbing proses pemaparan proyek, menanggapi hasil, selanjutnya guru dan peserta didik merefleksi/ kesimpulan. | Setiap peserta didik memaparkan laporan, peserta didik yang lain memberikan tanggapan, dan bersama guru menyimpulkan hasil proyek. |
Penerapan Project-based Learning (PjBL) sebagai berikut:
a. Topik/materi yang dipelajari peserta didik merupakan topik yang bersifat kontekstual dan mudah didesain menjadi sebuah proyek/karya yang menarik;
b. Peserta didik tidak digiring untuk menghasilkan satu proyek saja (satu peserta didik menghasilkan satu proyek);
c. Proyek tidak harus selesai dalam 1 pertemuan (diselesaikan dalam 3-4 pertemuan);
d. Proyek merupakan bentuk pemecahan masalah sehingga dari pembuatan proyek bermuara pada peningkatan hasil belajar;
e. Bahan, alat, dan media yang dibutuhkan untuk membuat proyek diusahakan tersedia di lingkungan sekitar. dan diarahkan memanfaatkan bahan bekas/sampah yang tidak terpakai agar menjadi bernilai guna; dan
f. Penilaian autentik menekankan kemampuan merancang, menerapkan, menemukan, dan menyampaikan produknya kepada orang lain.
Dalam penerapan model pembelajaran yang telah diuraikan di atas, seorang guru hendaknya memahami cara menentukan model pembelajaran yang akan digunakan.
Adapun tahapan penentuan model pembelajaran sebagai berikut:
1. Memahami sintaks tiap model pembelajaran;
2. Menganalisis konten/materi pembelajaran;
3. Memahami konteks peserta didik;
Jika peseta didik belum siap, perlu dibangun jembatan penghubung antara proses LOTS menuju HOTS. yaitu membangun skema pengetahuan awal dengan pengetahuan baru.
4. Mempersiapkan sebuah situasi nyata yang dapat menstimulasi proses berpikir tingkat tinggi dengan menciptakan dilemma. kebingungan, tantangan, dan ambiguitas dari permasalahan yang direncanakan akan dihadapi peserta didik;
5. Menentukan keterampilan yang akan digunakan untuk menghadapai situasi nyata tersebut;
6. Mempertimbangkan alokasi waktu pembelajaran;
7. Menentukan luaran (output) yang akan dihasilkan; dan
8. Menganalisis situasi, keterampilan, dan luaran dengan sintak model pembelajaran untuk menentukan model yang relevan.
Label:
Dunia Pendidikan,
Pembelajaran,
Perangkat
MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN YANG BAIK
Dalam
mengajar pastinya kita menginginkan ada pengetahuan / perilaku yang dimiliki,
dipahami atau dikuasai siswa setelah menyelesaikan kegiatan belajar mengajar.
Perilaku tersebut hendaknya bisa diukur sehingga bisa dilihat apakah siswa
menguasai materi ajar atau tidak. Perilaku hasil belajar yang hendak dicapai
siswa setelah melangsungkan kegiatan belajar mengajar inilah yang disebut tujuan
pembelajaran.
Dalam
kalimat lain, tujuan pembelajaran merupakan arah yang ingin dituju dari
keseluruhan rangkaian aktivitas pembelajaran. Disini kita sudah memahami
bersama bahwa menyusun tujuan pembelajaran mengacu pada kompetensi dasar. Serta
memperhatikan indikator pencapaian kompetensi.
Tapi,
bagaimana cara merumuskan tujuan pembelajaran yang baik?
Menyusun
tujuan pembelajaran yang baik dan lengkap cukup penting agar bisa memberi
petunjuk dalam pemilihan materi ajar, strategi, model, metode, serta media yang
akan digunakan dalam KBM. Ada 4 (empat) unsur pokok yang perlu dicantumkan
dalam perumusan tujuan pembelajaran, yang biasa disingkat dengan ABCD
(Audience, Behavior, Condition, dan Degree).
1. Audience
Dalam konteks kegiatan belajar mengajar, yang dimaksud audience adalah siswa. Meski secara bahasa audience artinya pendengar, tetapi audience disini merupakan subjek sekaligus objek dalam pembelajaran. Dengan demikian, perumusan tujuan pembelajaran harus menempatkan siswa sebagai pusat (subjek sekaligus objek) dalam pembelajaran.
Dalam konteks kegiatan belajar mengajar, yang dimaksud audience adalah siswa. Meski secara bahasa audience artinya pendengar, tetapi audience disini merupakan subjek sekaligus objek dalam pembelajaran. Dengan demikian, perumusan tujuan pembelajaran harus menempatkan siswa sebagai pusat (subjek sekaligus objek) dalam pembelajaran.
2. Behavior
Behavior berarti tingkah laku / aktivitas suatu proses. Dalam konteks KBM, behavior terlihat pada aktivitas siswa dalam pembelajaran. Maka, tidak mungkin pembelajaran dilakukan tanpa adanya tingkah laku atau aktivitas dari siswa. Dalam perumusan tujuan pembelajaran behavior (aktivitas siswa) ditulis menggunakan kata kerja operasional (KKO), seperti: memahami, mendemonstrasikan, menelaah, menerapkan dan lain-lain. Penggunaan KKO dalam satu tujuan pembelajaran tidak boleh lebih dari satu. Artinya dalam sebuah aktivitas pembelajaran, siswa melakukan satu perbuatan. Dengan demikian, siswa lebih fokus pada satu perbuatan tersebut sehingga pembelajaran lebih optimal.
Behavior berarti tingkah laku / aktivitas suatu proses. Dalam konteks KBM, behavior terlihat pada aktivitas siswa dalam pembelajaran. Maka, tidak mungkin pembelajaran dilakukan tanpa adanya tingkah laku atau aktivitas dari siswa. Dalam perumusan tujuan pembelajaran behavior (aktivitas siswa) ditulis menggunakan kata kerja operasional (KKO), seperti: memahami, mendemonstrasikan, menelaah, menerapkan dan lain-lain. Penggunaan KKO dalam satu tujuan pembelajaran tidak boleh lebih dari satu. Artinya dalam sebuah aktivitas pembelajaran, siswa melakukan satu perbuatan. Dengan demikian, siswa lebih fokus pada satu perbuatan tersebut sehingga pembelajaran lebih optimal.
3. Condition
Condition berarti suatu keadaan. Dalam konteks KBM, condition adalah keadaan siswa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan pembelajaran, serta persyaratan yang perlu dipenuhi agar hasil yang diharapkan bisa tercapai. Perumusan condition adalah dengan menjawab pertanyaan, “aktivitas apa yang dilakukan siswa agar hasil yang diharapkan bisa tercapai? Condition ditulis dalam bentuk kata kerja. (untuk lebih jelasnya bisa dilihat di contoh bawah).
Condition berarti suatu keadaan. Dalam konteks KBM, condition adalah keadaan siswa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan pembelajaran, serta persyaratan yang perlu dipenuhi agar hasil yang diharapkan bisa tercapai. Perumusan condition adalah dengan menjawab pertanyaan, “aktivitas apa yang dilakukan siswa agar hasil yang diharapkan bisa tercapai? Condition ditulis dalam bentuk kata kerja. (untuk lebih jelasnya bisa dilihat di contoh bawah).
4. Degree
Degree berarti suatu perbandingan. Dalam konteks KBM, degree berarti membandingkan kondisi sebelum dan setelah belajar. Tingkat degree berbeda-beda bergantung pada bobot materi yang akan dipelajari, serta sejauh mana siswa harus menguasai suatu materi atau menunjukan suatu perubahan tingkah laku.
Degree berarti suatu perbandingan. Dalam konteks KBM, degree berarti membandingkan kondisi sebelum dan setelah belajar. Tingkat degree berbeda-beda bergantung pada bobot materi yang akan dipelajari, serta sejauh mana siswa harus menguasai suatu materi atau menunjukan suatu perubahan tingkah laku.
Untuk
lebih jelasnya, inilah contoh tujuan pembelajaran yang baik:
a.
Dengan mengamati gambar, siswa dapat membedakan gambar komik dan bukan gambar
komik dengan benar.
- dengan mengamati gambar = condition
- siswa = audience
- dapat membedakan gambar komik
dan bukan gambar komik = behavior
- dengan benar = degree
b.
Melalui pengamatan video, siswa dapat menentukan pengaruh interaksi manusia
dengan lingkungan terhadap pembangunan sosial denga tepat.
- melalui pengamatan video
= condition
- siswa = audience
- dapat menentukan pengaruh
interaksi manusia dengan lingkungan terhadap pembangunan sosial = behavior
- dengan tepat = degree
c.
Siswa dapat menyampaikan argumentasi manfaat persatuan dan kesatuan antar
masyarakat di daerah tempat tinggal dengan bahasa yang komunikatif melalui
presentasi hasil diskusi kelompok.
- siswa= audience
- dapat menyampaikan argumentasi
manfaat persatuan dan kesatuan antar masyarakat di daerah tempat tinggal
= behavior
- dengan bahasa yang komunikatif
= degree
- melalui presentasi hasil
diskusi kelompok = condition
Itulah
sedikit uraian tentang cara merumuskan tujuan pembelajaran yang baik. Semoga
bermanfaat.
Label:
Dunia Pendidikan,
Pembelajaran,
Perangkat
SINTAKS PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING
Sintaks Model
Discovery Learning Dalam Pembelajaran
Model
pembelajaran penyingkapan/penemuan (Discovery/Inquiry Learning) adalah memahami
konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada
suatu kesimpulan.
Proses
Discovery terjadi bila individu terlibat terutama dalam penggunaan proses
mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip.
Discovery
dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan, dan
inferensi. Proses di atas disebut cognitive process.
Langkah
kerja (sintak) model Discovery Learning dalam pembelajaran
penyingkapan/penemuan adalah sebagai berikut:
1)
Pemberian rangsangan (stimulation);
2)
Pernyataan/Identifikasi masalah (problem statement);
3)
Pengumpulan data (data collection);
4)
Pengolahan data (data processing);.
5)
Pembuktian (verification); dan
6)
Menarik simpulan/generalisasi (generalization).
Berdasarkan
sintak tersebut, langkah-langkah pembelajaran discovery learning yang bisa
dirancang oleh guru adalah sebagai berikut:
LANGKAH KERJA
|
AKTIVITAS GURU
|
AKTIVITAS PESERTA DIDIK
|
Pemberian
rangsangan
(Stimulation)
|
Guru memulai kegiatan
pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan, anjuran
membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan
pemecahan masalah.
|
·
Peserta didik dihadapkan pada sesuatu yang
enimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi
generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri.
·
Stimulasi pada fase ini berfungsi untuk menyediakan
kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu peserta didik
dalam mengeksplorasi bahan.
|
Pernyataan/
Identifikasi
masalah
(Problem
Statement)
|
Guru
memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak
mungkin agenda-agenda
masalah yang relevan dengan
bahan pelajaran, kemudian
salah satunya dipilih dan
dirumuskan dalam bentuk
hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan
masalah).
|
Permasalahan
yang dipilih itu selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, atau
hipotesis, yakni pernyataan sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang
diajukan.
|
Pengumpu-lan
data
(Data
Collection)
|
Ketika
eksplorasi berlangsung
guru juga memberi
kesempatan kepada para
peserta didik untuk
mengumpulkan informasi yang relevan
sebanyak-banyaknya untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis.
|
Tahap ini
berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya
hipotesis.
Dengan demikian peserta didik diberi kesempatan
untuk mengumpulkan (collection)
berbagai informasi yang relevan, membaca literatur,
mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan
sebagainya.
|
Pengolahan
data (Data
Processing)
|
Guru
melakukan bimbingan
pada saat peserta didik
melakukan pengolahan data.
|
Pengolahan
data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi baik melalui
wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu
ditafsirkan.
Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi,
dan sebagainya, semuanya diolah,
diacak, diklasifikasikan, ditabulasi,
bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu
serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu.
|
Pembuktian
(Verification)
|
Verifikasi
bertujuan agar
proses belajar akan berjalan
dengan baik dan kreatif jika
guru memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman
melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam
kehidupannya.
|
Peserta
didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau
tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi
dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil
pengolahan data.
|
Menarik
simpulan/
generalisasi
(Generalization)
|
Proses
menarik sebuah
kesimpulan yang dapat
dijadikan prinsip umum dan
berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama,
dengan memperhatikan hasil
verifikasi.
|
Berdasarkan
hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi.
|
Demikianlah Sintaks
Sintak model Discovery Learning Dalam Pembelajaran, semoga bermanfaat.
Label:
Dunia Pendidikan,
Pembelajaran
Minggu, 23 September 2018
Selasa, 04 Oktober 2011
Contoh RPP Permendiknas No.41 tahun 2007
FORMAT RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Versi Permendiknas
No. 41 Tahun 2007
1.
Identitas
Satuan Pendidikan :
Kelas/Semester : /
Mata Pelajaran/Tema :
Program/Program Keahlian :
Jumlah Pertemuan :
2.
Standar Kompetensi (SK)
Tuliskan SK sesuai silabus yang
sudah disusun
3.
Kompetensi Dasar (KD)
Tuliskan KD sesuai silabus yang sudah disusun
Langganan:
Postingan (Atom)