Sabtu, 04 Juli 2020


Sintaks Model Problem Based Learning (PBL) dalam Pembelajaran


Model pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang menggunakan berbagai kemampuan berpikir dari peserta didik secara individu maupun kelompok. serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual.
Tujuan PBL adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan konsep-konsep pada permasalahan baru/nyata. pengintegrasian konsep Higher Order Thinking Skills (HOTS), keinginan dalam belajar, mengarahkan belajar diri sendiri, dan keterampilan.
Karakteristik yang tercakup dalam Problem Based Learning (PBL) antara lain:
(1) masalah digunakan sebagai awal pembelajaran;
(2) biasanya masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang disajikan secara mengambang (ill-structured);
(3) masalah biasanya menuntut perspektif majemuk (multiple-perspective);
(4) masalah membuat pembelajar tertantang untuk mendapatkan pembelajaran di ranah pembelajaran yang baru;
(5) sangat mengutamakan belajar mandiri;
(6) memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu sumber saja, dan
(7) pembelajarannya kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif.
Karakteristik ini menuntut peserta didik untuk dapat menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi, terutama kemampuan pemecahan masalah.
Pada Problem Based Learning (PBL), guru berperan sebagai guide on the side dari pada sage on the stage. Hal ini menegaskan pentingnya bantuan belajar pada tahap awal pembelajaran.
Peserta didik mengidentifikasi apa yang mereka ketahui maupun yang belum berdasarkan informasi dari buku teks atau sumber informasi lainnya.
Langkah kerja (sintak) model Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Orientasi peserta didik pada masalah;
2) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar;
3) Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok;
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya; dan
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Langkah-langkah pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Berdasarkan sintak tersebut, langkah-langkah pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang bisa dirancang oleh guru adalah sebagai berikut:
LANGKAH KERJAAKTIVITAS GURUAKTIVITAS PESERTA DIDIK
Orientasi peserta didik pada masalahGuru menyampaikan masalah yang akan dipecahkan secara kelompok. Masalah yang diangkat hendaknya
kontekstual. Masalah bisa
ditemukan sendiri oleh peserta didik melalui bahan
bacaan atau lembar kegiatan.
Kelompok mengamati dan memahami masalah yang disampaikan guru atau yang diperoleh dari bahan bacaan yang disarankan.
Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar.Guru memastikan setiap anggota memahami tugas masing-masing.Peserta didik berdiskusi dan membagi tugas untuk mencari data/bahan-bahan/alat yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah.
Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok.Guru memantau keterlibatan peserta didik dalam pengumpulan data/ bahan selama proses penyelidikan.Peserta didik melakukan penyelidikan (mencari data/referensi/sumber) untuk bahan diskusi kelompok.
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.Guru memantau diskusi dan membimbing pembuatan laporan sehingga karya setiap
kelompok siap untuk dipresentasikan.
Kelompok melakukan diskusi untuk menghasil-kan solusi pemecahan masalah dan hasilnya dipresentasikan/disajikan dalam bentuk karya.
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.Guru membimbing presentasi dan mendorong kelompok memberikan penghargaan serta masukan kepada kelompok lain. Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi.Setiap kelompok melakukan presentasi, kelompok yang lain memberikan apresiasi. Kegiatan dilanjutkan dengan merangkum/ membuat kesimpulan sesuai dengan masukan yang diperoleh dari kelompok lain.

Kelebihan model Problem Based Learning (PBL) antara lain:

a. Pembelajaran berpusat pada peserta didik;
b. Mengembangkan pengendalian diri peserta didik;
c. Memungkinkan peserta didik mempelajari peristiwa secara multidimensi dan mendalam;
d. Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah;
e. Mendorong peserta didik mempelajari materi dan konsep baru ketika memecahkan masalah;
f. Mengembangkan kemampuan sosial dan keterampilan berkomunikasi yang memungkinkan mereka belajar dan bekerja dalam tim;
g. Mengembangkan keterampilan berpikir ilmiah tingkat tinggi/kritis;
h. Mengintegrasikan teori dan praktik yang memungkinkan peserta didik menggabungkan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru;
i. Memotivasi pembelajaran;
j. Peserta didik memperoleh keterampilan mengelola waktu; dan
k. Pembelajaran membantu cara peserta didik untuk belajar sepanjang hayat.
Demikianlah Sintaks Model Problem Based Learning (PBL) dalam Pembelajaran, semoga bermanfaat.

MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN YANG BAIK

Dalam mengajar pastinya kita menginginkan ada pengetahuan / perilaku yang dimiliki, dipahami atau dikuasai siswa setelah menyelesaikan kegiatan belajar mengajar. Perilaku tersebut hendaknya bisa diukur sehingga bisa dilihat apakah siswa menguasai materi ajar atau tidak. Perilaku hasil belajar yang hendak dicapai siswa setelah melangsungkan kegiatan belajar mengajar inilah yang disebut tujuan pembelajaran.
Dalam kalimat lain, tujuan pembelajaran merupakan arah yang ingin dituju dari keseluruhan rangkaian aktivitas pembelajaran. Disini kita sudah memahami bersama bahwa menyusun tujuan pembelajaran mengacu pada kompetensi dasar. Serta memperhatikan indikator pencapaian kompetensi.
Tapi, bagaimana cara merumuskan tujuan pembelajaran yang baik?
Menyusun tujuan pembelajaran yang baik dan lengkap cukup penting agar bisa memberi petunjuk dalam pemilihan materi ajar, strategi, model, metode, serta media yang akan digunakan dalam KBM. Ada 4 (empat) unsur pokok yang perlu dicantumkan dalam perumusan tujuan pembelajaran, yang biasa disingkat dengan ABCD (Audience, Behavior, Condition, dan Degree).
1. Audience
Dalam konteks kegiatan belajar mengajar, yang dimaksud 
audience adalah siswa. Meski secara bahasa audience artinya pendengar, tetapi audience disini merupakan subjek sekaligus objek dalam pembelajaran. Dengan demikian, perumusan tujuan pembelajaran harus menempatkan siswa sebagai pusat (subjek sekaligus objek) dalam pembelajaran.
2. Behavior
Behavior berarti tingkah laku / aktivitas suatu proses. Dalam konteks KBM, behavior terlihat pada aktivitas siswa dalam pembelajaran. Maka, tidak mungkin pembelajaran dilakukan tanpa adanya tingkah laku atau aktivitas dari siswa. Dalam perumusan tujuan pembelajaran behavior (aktivitas siswa) ditulis menggunakan kata kerja operasional (KKO), seperti: memahami, mendemonstrasikan, menelaah, menerapkan dan lain-lain. Penggunaan KKO dalam satu tujuan pembelajaran tidak boleh lebih dari satu. Artinya dalam sebuah aktivitas pembelajaran, siswa melakukan satu perbuatan. Dengan demikian, siswa lebih fokus pada satu perbuatan tersebut sehingga pembelajaran lebih optimal.
3. Condition
Condition berarti suatu keadaan. Dalam konteks KBM, condition adalah keadaan siswa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan pembelajaran, serta persyaratan yang perlu dipenuhi agar hasil yang diharapkan bisa tercapai. Perumusan condition adalah dengan menjawab pertanyaan, “aktivitas apa yang dilakukan siswa agar hasil yang diharapkan bisa tercapai? Condition ditulis dalam bentuk kata kerja. (untuk lebih jelasnya bisa dilihat di contoh bawah).
4. Degree
Degree berarti suatu perbandingan. Dalam konteks KBM, degree berarti membandingkan kondisi sebelum dan setelah belajar. Tingkat degree berbeda-beda bergantung pada bobot materi yang akan dipelajari, serta sejauh mana siswa harus menguasai suatu materi atau menunjukan suatu perubahan tingkah laku.
Untuk lebih jelasnya, inilah contoh tujuan pembelajaran yang baik:
a. Dengan mengamati gambar, siswa dapat membedakan gambar komik dan bukan gambar komik dengan benar.
  • dengan mengamati gambar = condition
  • siswa = audience
  • dapat membedakan gambar komik dan bukan gambar komik = behavior
  • dengan benar = degree
b. Melalui pengamatan video, siswa dapat menentukan pengaruh interaksi manusia dengan lingkungan terhadap pembangunan sosial denga tepat.
  • melalui pengamatan video = condition
  • siswa = audience
  • dapat menentukan pengaruh interaksi manusia dengan lingkungan terhadap pembangunan sosial = behavior
  • dengan tepat = degree
c. Siswa dapat menyampaikan argumentasi manfaat persatuan dan kesatuan antar masyarakat di daerah tempat tinggal dengan bahasa yang komunikatif melalui presentasi hasil diskusi kelompok.
  • siswa= audience
  • dapat menyampaikan argumentasi manfaat persatuan dan kesatuan antar masyarakat di daerah tempat tinggal = behavior
  • dengan bahasa yang komunikatif = degree
  • melalui presentasi hasil diskusi kelompok = condition
Itulah sedikit uraian tentang cara merumuskan tujuan pembelajaran yang baik. Semoga bermanfaat.

SINTAKS PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

Sintaks Model Discovery Learning Dalam Pembelajaran
Model pembelajaran penyingkapan/penemuan (Discovery/Inquiry Learning) adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan.
Proses Discovery terjadi bila individu terlibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip.
Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan, dan inferensi. Proses di atas disebut cognitive process.
Langkah kerja (sintak) model Discovery Learning dalam pembelajaran penyingkapan/penemuan adalah sebagai berikut:
1) Pemberian rangsangan (stimulation);
2) Pernyataan/Identifikasi masalah (problem statement);
3) Pengumpulan data (data collection);
4) Pengolahan data (data processing);.
5) Pembuktian (verification); dan
6) Menarik simpulan/generalisasi (generalization).
Berdasarkan sintak tersebut, langkah-langkah pembelajaran discovery learning yang bisa dirancang oleh guru adalah sebagai berikut:
LANGKAH KERJA
AKTIVITAS GURU
AKTIVITAS PESERTA DIDIK
Pemberian
rangsangan
(Stimulation)
Guru memulai kegiatan
pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.
·         Peserta didik dihadapkan pada sesuatu yang enimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri.
·         Stimulasi pada fase ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu peserta didik dalam mengeksplorasi bahan.
Pernyataan/
Identifikasi
masalah
(Problem
Statement)
Guru memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk
mengidentifikasi sebanyak
mungkin agenda-agenda
masalah yang relevan dengan
bahan pelajaran, kemudian
salah satunya dipilih dan
dirumuskan dalam bentuk
hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah).
Permasalahan yang dipilih itu selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, atau hipotesis, yakni pernyataan sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang diajukan.
Pengumpu-lan data
(Data
Collection)
Ketika eksplorasi berlangsung
guru juga memberi
kesempatan kepada para
peserta didik untuk
mengumpulkan informasi yang relevan sebanyak-banyaknya untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis.
Tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya
hipotesis.
Dengan demikian peserta didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection)
berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
Pengolahan
data (Data
Processing)
Guru melakukan bimbingan
pada saat peserta didik
melakukan pengolahan data.
Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi baik melalui
wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan.
Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah,
diacak, diklasifikasikan, ditabulasi,
bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu.
Pembuktian
(Verification)
Verifikasi bertujuan agar
proses belajar akan berjalan
dengan baik dan kreatif jika
guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman
melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.
Peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi
dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil pengolahan data.
Menarik simpulan/
generalisasi
(Generalization)
Proses menarik sebuah
kesimpulan yang dapat
dijadikan prinsip umum dan
berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil
verifikasi.
Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi.
Demikianlah Sintaks Sintak model Discovery Learning Dalam Pembelajaran, semoga bermanfaat.

Jumat, 26 Juni 2020

SILABUS BISNIS ONLINE TERBARU 2020

Bagi temen temen yang ingin download dilbaus bisnis online versi terbarusilakan download disisni

Rabu, 30 Januari 2019

cara sederhana membuat email marketing

Cara sederhana membuat email marketing
Silkan lihat vidio dibawah ini